NUKILAN.ID | JAKARTA — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Koordinator Wilayah Aceh mengerahkan puluhan alat berat dan ratusan personel untuk mempercepat penanganan dampak banjir di sejumlah wilayah terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Informasi tersebut dilansir Nukilan.id dari SIARAN PERS Nomor: SP.391/HUMAS/PPIP/HMS.3/12/2025 yang dikeluarkan oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kehutanan, Krisdianto, pada 20 Desember 2025.
Dalam keterangannya, langkah Kemenhut tersebut dilakukan sebagai bentuk kehadiran negara dalam mempercepat pemulihan lingkungan serta membantu masyarakat yang terdampak bencana hidrometeorologi. Upaya ini terutama difokuskan pada pembersihan tumpukan kayu dan material sisa banjir yang menghambat aktivitas warga dan aliran sungai.
Aceh: Tamiang dan Aceh Utara
Di Provinsi Aceh, Kemenhut menyiapkan 14 unit excavator, masing-masing 7 unit untuk Kabupaten Aceh Tamiang dan 7 unit untuk Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan laporan lapangan per 19 Desember 2025, dua unit telah tersedia sementara lima unit lainnya masih dalam proses sewa.
Pada Sabtu, 20 Desember 2025, dua unit alat berat bergerak dari Medan menuju Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, dan diperkirakan tiba siang hari. Empat unit tambahan menyusul pada sore hari. Dengan demikian, pada Minggu, 21 Desember 2025, enam unit excavator dapat bekerja optimal di Aceh Tamiang.
Selain itu, di lokasi Pesantren Darul Mukhlisin, Kecamatan Karang Baru, telah tersedia dua unit alat berat dari BPJN yang turut membantu pembersihan, didukung 30 unit dump truck untuk pengangkutan material sisa banjir.
Dari sisi personel, Kemenhut mengerahkan 50 pegawai di Aceh Tamiang dan 40 pegawai di Aceh Utara, yang akan diperkuat oleh BPBD dan instansi terkait. Personel berasal dari BBTNGL, Gakkum Wilayah Sumatera, BKSDA Aceh, BPHL Wilayah I Aceh, BPKH Wilayah XVIII, Manggala Agni, DLHK Aceh, serta mitra lainnya.
Sementara itu di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, satu unit alat berat diberangkatkan dari Medan dan diperkirakan tiba malam hari, disusul tiga unit lainnya dari wilayah sekitar Aceh Utara pada sore hari. Seluruh alat berat tersebut dijadwalkan mulai bekerja Minggu, 21 Desember 2025.
Sumatera Utara: Tapanuli Selatan
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, penanganan dilakukan pada 20–21 Desember 2025 dengan penyediaan 5 unit excavator untuk membersihkan sisa kayu di permukiman warga.
Selain itu, Kemenhut mengerahkan 1 unit pemadam kebakaran, 100 personel dari BBKSDA Sumut, BTN Batang Gadis, dan Balai Pengendalian Kebakaran Sumut untuk pembersihan lumpur dan kayu di rumah-rumah warga, serta 3 unit dump truck guna mengangkut material sisa banjir ke lokasi pembuangan di luar area terdampak.
Untuk pengamanan infrastruktur sungai, dikerahkan 9 unit excavator dan 4 unit excavator capit untuk mempertebal banwall di sekitar jembatan belly Sungai Garoga dan membersihkan kayu sisa banjir. Kementerian/Dinas PU bersama TNI juga melakukan pengaturan pembangunan jembatan belly di alur baru Sungai Garoga.
Sumatera Barat: Pantai Padang dan Agam
Di Sumatera Barat, Kemenhut melakukan pembersihan kayu di Pantai Padang dan Kabupaten Agam. Disiapkan 7 unit excavator (lima unit tersedia, dua unit dalam proses sewa per 19 Desember 2025) serta 10 unit dump truck.
Sebanyak 250 personel dikerahkan dari unsur Kemenhut (tiga peleton damkar dan UPT lainnya), Polri, dan TNI untuk mendukung pembersihan di Pantai Padang. Selain itu, Kemenhut juga menyediakan tenaga kesehatan di Kabupaten Agam sebagai bentuk dukungan kemanusiaan bagi warga terdampak.
Pemantauan Berkelanjutan
UPT Kemenhut Koordinator Wilayah Aceh menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pemantauan lapangan dan pembaruan informasi sesuai perkembangan penanganan bencana di masing-masing wilayah, sebagai bagian dari upaya mempercepat pemulihan pascabencana serta menjaga fungsi lingkungan secara berkelanjutan. (XRQ)
Reporter: AKIL

