NUKILAN.ID | KUALA SIMPANG — Pemerintahan Mahasiswa Universitas Teuku Umar (PEMA UTU) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap krisis kemanusiaan dengan menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, yang terjadi pada 26 November 2025. Penyaluran bantuan dilakukan di empat titik terdampak terparah, yakni tiga lokasi di Desa Perkebunan Pulau Tiga, Kecamatan Tamiang Hulu, serta satu titik di wilayah Kota Lintang.
Bencana banjir tersebut menyebabkan banyak warga kehilangan tempat tinggal, mengalami kekurangan pangan, serta terputus dari akses pelayanan dasar. Sejumlah fasilitas umum juga dilaporkan mengalami kerusakan berat, sehingga menghambat proses pemulihan pascabencana.
Akses menuju Desa Perkebunan Pulau Tiga dilaporkan sangat sulit akibat kondisi jalan yang rusak parah. Kendaraan tim PEMA UTU sempat mengalami hambatan dalam perjalanan, namun hal itu tidak menghalangi proses penyaluran bantuan sebagai wujud solidaritas kemanusiaan.
Dalam kegiatan tersebut, PEMA UTU menyalurkan makanan siap saji kepada masyarakat terdampak. Bantuan tersebut disambut haru dan antusias oleh warga yang selama ini mengalami keterbatasan pangan akibat bencana.
Selain makanan, PEMA UTU juga menyalurkan bantuan logistik sebanyak 5 ton berupa kebutuhan pokok serta menyerahkan satu unit genset untuk wilayah yang masih terisolasi dan belum mendapatkan pemulihan aliran listrik. Genset tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan penerangan dan menunjang aktivitas ibadah di masjid setempat.
Sebagai bentuk apresiasi dan kepercayaan masyarakat, Kepala Mukim bersama warga Desa Perkebunan Pulau Tiga secara langsung meminta agar spanduk PEMA UTU dipasang di Posko Utama Bantuan Kemanusiaan. Spanduk tersebut kini terpasang sebagai simbol kehadiran mahasiswa di tengah situasi darurat kemanusiaan.
Ketika tim PEMA UTU tiba di titik terakhir penyaluran bantuan di wilayah Kota Lintang, Presiden Mahasiswa UTU didatangi warga terdampak yang berharap PEMA UTU dapat menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Warga menyampaikan harapan agar bantuan dan perhatian terus berlanjut, baik secara moral maupun material, khususnya dalam masa pemulihan pascabencana.
Presiden Mahasiswa UTU, Putra Rahmat, kepada Nukilan.id mengungkapkan keprihatinannya setelah menyaksikan langsung kondisi di lapangan.
“Sungguh memprihatinkan ketika saya melihat langsung kondisi masyarakat di lokasi. Setiap langkah yang saya lalui, air mata ikut keluar. Penderitaan ini sangat menusuk hati. Masyarakat berharap adanya perhatian dan pelayanan yang lebih serius dalam penanganan pascabencana. Mereka berharap pemerintah pusat menetapkan bencana ini sebagai bencana nasional serta membuka pintu bantuan internasional agar pemulihan dapat segera dilakukan,” ungkapnya pada Rabu (24/12/2025).
Aksi kemanusiaan tersebut melibatkan jajaran Pemerintahan Mahasiswa UTU, termasuk Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UTU, Menteri Sosial Masyarakat dan Lingkungan, serta seluruh anggota PEMA UTU.
PEMA UTU menegaskan komitmennya untuk terus mengawal aspirasi masyarakat Aceh Tamiang dan mendorong percepatan pemulihan dalam masa darurat kemanusiaan, agar warga dapat kembali hidup secara layak dan bermartabat. (XRQ)
Reporter: Akil

