Akses KKA Aceh Utara–Takengon Pulih, Warga Apresiasi Perhatian Presiden Prabowo

Share

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Koordinator Advokasi Demokrasi Sentra Indonesia (DSI) Aceh, Misran, SH, menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto beserta jajaran pemerintah pusat atas perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat Aceh, khususnya di wilayah tengah yang terdampak bencana. Menurutnya, pembukaan kembali sejumlah akses jalan strategis menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menempatkan Aceh sebagai prioritas penanganan nasional.

Salah satu akses yang mendapat perhatian masyarakat adalah jalur KKA di Kabupaten Aceh Utara yang menghubungkan ke Takengon. Jalur tersebut sebelumnya terputus akibat bencana dan menyebabkan wilayah tengah Aceh mengalami keterisolasian cukup parah. Kembali terhubungnya jalur ini dinilai menjadi titik penting dalam proses pemulihan pascabencana.

“Jalur KKA Aceh Utara–Takengon merupakan urat nadi distribusi, baik bagi pergerakan manusia maupun arus barang dan logistik. Ketika akses ini terputus, masyarakat di wilayah tengah Aceh benar-benar terisolasi dan aktivitas sosial maupun ekonomi praktis terhenti,” kata Misran, Jumat, Sabtu 20 Desember 2025, di Banda Aceh.

Ia menjelaskan, pemulihan akses jalan tersebut berdampak langsung terhadap kelancaran distribusi bantuan, kebutuhan pokok, serta mobilitas masyarakat. Selain itu, terbukanya jalur transportasi juga mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi warga yang selama ini terdampak akibat terputusnya akses utama.

Misran berharap pemerintah pusat tidak berhenti pada pembukaan satu jalur saja, tetapi juga mempercepat pemulihan akses lainnya, termasuk jalur menuju Kabupaten Gayo Lues serta ruas-ruas penghubung antarkabupaten di wilayah tengah Aceh. Menurutnya, konektivitas wilayah menjadi faktor penting agar pemulihan pascabencana berjalan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Ia juga menilai kehadiran negara sejak fase tanggap darurat hingga tahap pemulihan saat ini telah memberikan dorongan moral bagi masyarakat Aceh. Kehadiran tersebut, kata Misran, menjadi simbol bahwa negara hadir dan tidak meninggalkan rakyatnya dalam situasi sulit.

“Untuk situasi saat ini, wilayah tengah Aceh sudah sepatutnya ditetapkan sebagai skala prioritas tinggi dalam penanganan bencana. Kawasan ini merupakan salah satu wilayah dengan dampak paling parah serta tingkat keterisolasian yang tinggi, sehingga membutuhkan perhatian khusus dan langkah-langkah yang cepat, terukur, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Misran, pemulihan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan harus menjadi fondasi utama dalam proses kebangkitan Aceh pascabencana. Dengan akses yang kembali terbuka, ia optimistis aktivitas masyarakat akan kembali bergerak dan pemulihan sosial serta ekonomi dapat berlangsung lebih cepat.

Dalam kesempatan itu, Misran yang merupakan alumni dan mantan aktivis Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh juga mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk bergotong royong dalam penanganan bencana. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan, menghindari sikap saling menyalahkan, serta menjauhi tindakan provokatif yang dapat memperkeruh suasana.

Menurutnya, bencana merupakan ujian bersama yang hanya dapat dihadapi dengan solidaritas dan semangat kebersamaan. Ia menegaskan bahwa kekuatan utama masyarakat Aceh terletak pada persatuan dan ketangguhan kolektif.

“Ini bukan waktu untuk saling memprovokasi atau memperbesar perbedaan, melainkan saatnya untuk kompak, bergerak bersama, dan pantang menyerah demi mempercepat pemulihan serta memastikan masyarakat terdampak dapat bangkit kembali,” tegas Misran. (XRQ)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News