NUKILAN.ID | JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto kembali terbang ke Provinsi Aceh untuk meninjau langsung penanganan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di daerah tersebut. Ini menjadi kunjungan keduanya dalam beberapa hari terakhir untuk memastikan respons pemerintah berjalan cepat dan efektif.
Menurut keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Prabowo lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar sekitar pukul 07.55 WIB, Minggu (7/12/2025).
Setibanya di Aceh, ia dijadwalkan meninjau sejumlah lokasi yang mengalami kerusakan parah akibat banjir serta menerima laporan terbaru dari pemerintah daerah dan instansi terkait. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan percepatan penanganan darurat dan pemulihan di kawasan terdampak.
Prabowo juga akan melihat langsung distribusi bantuan, proses evakuasi warga, hingga upaya pembukaan akses jalan yang sebelumnya terputus. Pemerintah menegaskan bahwa penanganan banjir di Aceh menjadi perhatian nasional, dengan pengerahan sumber daya untuk mempercepat pemulihan bagi masyarakat.
Dua hari sebelumnya, Prabowo menyampaikan bahwa berbagai musibah yang terjadi di tanah air merupakan ujian yang dirasakan bersama sebagai satu bangsa. Ia menekankan bahwa Indonesia mampu tetap tegar dan bersatu dalam menghadapi setiap cobaan.
“Kita buktikan rakyat melihat reaksi pemerintah cepat, reaksi pemerintah mengatasi masalah. Kita sudah buktikan sekarang rakyat melihat ada musibah di bagian dari wilayah tanah air kita. Tapi alat-alat negara segera hadir,” ujar Prabowo.
Kehadiran Prabowo di Aceh diharapkan memperkuat koordinasi di lapangan sekaligus memastikan seluruh langkah penanganan berjalan tepat sasaran. Pemerintah terus berupaya menjaga keselamatan warga dan mempercepat pemulihan infrastruktur vital di wilayah terdampak.
Dalam penerbangan menuju Aceh, Prabowo turut didampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo.





