Mahasiswa Bakongan Raya–Trumon Raya Sesalkan Sikap Bupati Aceh Selatan yang Umrah Saat Banjir

Share

NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Gelombang kekecewaan dari mahasiswa Bakongan Raya dan Trumon Raya terus menguat menyusul beredarnya informasi bahwa Bupati Aceh Selatan berangkat umrah di tengah upaya pemulihan pascabencana banjir besar di Trumon.

Keputusan tersebut dinilai kontra-produktif, terlebih setelah bupati sebelumnya menyatakan tidak mampu menangani banjir yang melanda kawasan itu.

Di saat warga masih berjibaku membersihkan lumpur, memperbaiki rumah yang rusak, dan bertahan dengan logistik terbatas, mahasiswa justru mengambil alih peran di lapangan. Mereka turun langsung menyalurkan bantuan, membuka donasi, hingga mengumpulkan kebutuhan darurat untuk warga terdampak.

Mahasiswa menyebut kondisi ini sebagai ironi, mengingat peran tersebut semestinya dipimpin dan dikoordinasikan oleh pemerintah daerah.

Salah satu mahasiswa Bakongan Raya dan Trumon Raya, Salim Syuhada JA, menyampaikan kritiknya secara tegas. Ia menyebut tindakan bupati sebagai kegagalan moral.

“Kami di lapangan mengangkat karung bantuan, mengetuk pintu masyarakat, bahkan merogoh kantong sendiri untuk bantu saudara kami di Trumon Raya. Tapi pemimpin kami justru memilih pergi umrah. Bukan ibadahnya yang kami persoalkan — tapi waktu dan prioritasnya. Bagaimana mungkin rakyat sedang tenggelam, sementara pemimpinnya malah menghilang?” ujarnya.

Salim menegaskan mahasiswa tidak sedang mencari sorotan publik, melainkan ingin menunjukkan pentingnya kepekaan moral pemimpin.

“Kalau mahasiswa saja bisa hadir di tengah rakyat tanpa memiliki kekuatan anggaran, mengapa seorang bupati yang punya otoritas dan sumber daya justru memilih pergi? Ini pertanyaan moral yang harus dijawab, bukan disembunyikan,” ungkapnya.

Mahasiswa Bakongan Raya dan Trumon Raya menyimpulkan sikap bupati tersebut menggambarkan lemahnya empati dan kurangnya sense of crisis dalam kepemimpinan daerah. Mereka mendesak bupati memberikan klarifikasi terbuka serta meminta pemerintah kabupaten mengevaluasi penanganan bencana secara menyeluruh.

“Sejarah bukan hanya mencatat derasnya banjir, tapi juga siapa yang hadir dan siapa yang pergi. Dan dalam tragedi ini, rakyat tahu persis siapa yang benar-benar berdiri di sisi mereka,” tutupnya. (XRQ)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News