Bupati Ayahwa: Banjir Aceh Utara Terjadi akibat Pendangkalan Sungai

Share

NUKILAN.ID | LHOKSUKON – Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil (Ayahwa), menegaskan bahwa banjir yang melanda wilayahnya dipicu oleh pendangkalan sejumlah sungai. Ia menyebutkan, beberapa aliran sungai di Aceh Utara mengalami sedimentasi sehingga tidak mampu menampung debit air saat curah hujan meningkat.

Normalisasi sungai, kata Ayahwa, telah diajukan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara I di Banda Aceh. Ia berharap pengerjaan tersebut bisa direalisasikan pada 2026.

“Ada beberapa sungai yang normalisasinya kita ajukan provinsi. Semoga tahun 2026 sudah bisa dinormalisasi sungai itu. Sehingga, air sungai bisa mengalir lancar dan tidak meluap ke permukiman penduduk,” ujarnya saat menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir, Minggu (23/11/2025).

Ayahwa menegaskan bahwa kewenangan pengelolaan sungai berada pada pemerintah provinsi dan BWS.

“Sungai kewenangan provinsi. Sungai itu bukan wewenang kabupaten,” tegasnya.

Ia juga meminta warga serta unsur pemerintah daerah tetap siaga menghadapi potensi hujan dengan intensitas tinggi.

“Semoga Bendungan Waduk Krueng Keureuto bisa bertahan. Saya khawatir juga kalau hujan terus bendungan tidak bertahan. Bendungan itu sudah mengurangi separuh persoalan banjir Aceh Utara,” katanya.

Hingga saat ini tercatat 10 titik pengungsian yang tersebar di tujuh kecamatan: Tanah Jambo Aye, Seunuddon, Baktiya, Baktiya Barat, Lapang, Muara Batu, dan Langkahan. Bantuan darurat terus disalurkan.

“Bantuan masa panik terus kita salurkan ke sejumlah titik pengungsian. Saya sudah datang ke tiga titik pengungsian,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News