NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Jaringan Survei Inisiatif (JSI) bekerja sama dengan Program Studi Seni Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menggelar Workshop Metode Penelitian dan Penulisan Artikel Media selama dua hari, 22–23 November 2025, di Banda Aceh. Kegiatan ini bertujuan memperkuat literasi akademik sekaligus meningkatkan keterampilan produksi pengetahuan bagi mahasiswa Seni Teater.
Workshop yang turut dihadiri oleh Nukilan.id tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Akademisi dan Dosen Universitas Syiah Kuala, Iqbal Ahmadi, serta Akademisi dan Dosen UIN Ar-Raniry, Budi Azhari.
Selama dua hari pelaksanaan, para mahasiswa tidak hanya memperoleh teori mengenai metode penelitian, tetapi juga terlibat dalam diskusi dan praktik menulis artikel. Dari rangkaian kegiatan tersebut, mahasiswa Prodi Seni Teater ISBI Aceh berhasil menghasilkan 16 artikel populer, di antaranya:
-
Sirda Maulana – “Hoe ta ba hudep nyoe”
-
Farah Humaira AR – “Dari korban ke bintang”
-
Syahrullah – “Kegagapan Aceh dalam Beragama”
-
Khairul Fatan – “Ke mana Mop-mop Aceh ?”
-
Suci Ramadhani – “Pantomim edukatif untuk stop bullying”
-
Enita Jai – “Alat komunikasi dengan leluhur”
-
Nazwa – “Tor-tor keindahan dari Tapsel”
-
Nailun Muna – “Kampus seni dan masyarakat”
-
Della Syafira – “Krisis regenerasi pada teater tutur peugah haba”
-
Alya Cahyani – “Kreasi tanpa cedera”
-
Paradiba – “Bangsi Alas Terancam Bisu di Aceh Tenggara”
-
Nai Najwa – “Perempuan dan seni pertunjukan”
-
Nuga – “Kesenian punah, ke mana kita marah?”
-
Dika Ardimas – “Tari Binih yang terlupakan”
-
Nur Afni Aulia – “Aleh Tunjang yang punah”
-
Dewi Maharani S. – “Ironi Tanah Alas: teater legendaris Pangeran Bahorok terancam punah”
Dalam wawancara bersama Nukilan.id, para mahasiswa mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini, termasuk pemahaman yang lebih baik tentang penelitian dan penulisan media.
Nai Najwa menuturkan bahwa workshop ini membuatnya lebih memahami teknik penulisan artikel.
“Selain itu kegitan ini menurut saya akan mempermudah juga untuk penulisan skripsi nantinya. Kemudian, mentor-mentornya juga sngat profesional dan cara penyampainnya juga mudah dipahami,” kata Nai.
Senada dengan itu, Farah Humaira AR mengaku memperoleh banyak pelajaran baru selama dua hari pelatihan.
“Saya jadi lebih tahu bagaimana cara pemilihan judulnya, lalu bagaimana proses menulisnya. Jadi yang awalnya saya masih kaku, sekarang sudah ada peningkatan. Dan masih banyak ilmu baru lainnya yang saya dapatkan,” ungkapnya.
Para peserta juga berharap kegiatan serupa dapat kembali diselenggarakan pada tahun mendatang. Syahrullah berharap agar ISBI Aceh terus melahirkan penulis-penulis muda dari lingkungan kampus.
“Harapan kami ke depan, kegiatan seperti ini harus berlanjut di tahun depan. Supaya generasi yang akan datang juga merasakan kegiatan-kegiatan seperti ini sehingga lahir mahasiswa yang gemar menulis di ISBI Aceh,” katanya.
Sementra itu, Khairul Fatan secara khusus berharap adanya kelanjutan workshop yang membahas penulisan ilmiah.
“Harapan ke depannya juga bahwa setelah sesi ini akan ada sesi lanjutan untuk kami. Jika kali ini tentang penulisan artikel populer di media, maka ke depan ada kelanjutan bagaimana caranya menulis artikel ilmiah untuk jurnal,” pungkasnya. (xrq)
Reporter: AKIL




