NUKILAN.ID | TAKENGON – Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., M.SP, menegaskan bahwa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus mampu mandiri secara finansial. Ia menyatakan BLUD yang tak dapat mencukupi kebutuhan operasionalnya sendiri selama tiga tahun berturut-turut akan ditutup.
Kebijakan itu, kata dia, merupakan arahan langsung Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, melalui Sekda Aceh, Nasir Syamaun.
“Arahan Gubernur melalui Sekda Aceh, semua BLUD yang tidak mampu mencukupi dirinya sendiri setelah tiga tahun akan kita tutup. Jadi, kelola dengan baik dan manfaatkan potensi yang ada,” tegasnya saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) MKKS SMK se-Aceh di Hotel Renggali, Takengon, Sabtu (8/11/2025).
Dorong Inovasi dan Produk Unggulan SMK
Dalam arahannya, Murthalamuddin menekankan pentingnya inovasi di unit bisnis SMK. Ia mencontohkan ide sederhana namun berpotensi ekonomi, seperti pengolahan bakso ikan bagi SMK di wilayah pesisir.
“Ke depan, kalau ada orang mau jualan bakso goreng, maka mereka bisa mengambil baksonya di SMK,” ujarnya. Menurutnya, setiap daerah memiliki potensi lokal—mulai dari hasil laut hingga komoditas perkebunan seperti sawit—yang dapat dikembangkan sebagai sumber pendapatan sekolah.
Ia menegaskan bahwa penguatan BLUD SMK juga sejalan dengan upaya pemerintah menyongsong ketahanan pangan sekaligus meningkatkan daya saing lulusan.
Ajak Komunikasi Tanpa Sekat
Murthalamuddin juga menekankan pola kerja yang kolaboratif dan komunikasi yang terbuka di lingkungan pendidikan Aceh.
“Saya bukan orang yang terlalu formal. Kalau ada masalah, sampaikan saja. Saya akan teruskan ke bidang-bidang terkait dan saya akan pantau langsung perkembangannya,” kata dia.
Menurutnya, pola komunikasi yang cair akan mempercepat perubahan di sektor pendidikan.
“Tidak boleh skat-skat yang dapat menghambat akselerasi, dan upaya kita dalam membangun pendidikan Aceh yang berkualitas,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh kepala SMK melakukan evaluasi diri. “Kita harus jujur menilai diri. Tidak ada yang sempurna, termasuk saya. Tapi yang penting, kita terus berbenah,” ujarnya.
Soroti Mutu Pendidikan Aceh
Dalam kesempatan itu, Murthalamuddin menyinggung anomali sektor pendidikan Aceh: besarnya anggaran yang belum berbanding lurus dengan peningkatan mutu.
Ia menyebut, rapor mutu pendidikan Aceh masih berada di bawah beberapa provinsi lain.
“Anggaran pendidikan kita besar, tapi rapor mutu masih rendah, bahkan kalah dari Maluku, Papua, dan Gorontalo. Ini menjadi tugas kita bersama untuk berbenah,” ucapnya.
Sebagai mantan Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, ia menegaskan kembali tujuan utama pendidikan vokasi.
“Tujuan kita satu melahirkan anak-anak SMK yang siap menghadapi dunia industri. Dan Bapak Ibu di lapanganlah yang paling tahu bagaimana mencapainya,” pungkasnya.
Rakor Bernuansa Interaktif
Rakor MKKS SMK se-Aceh berlangsung dengan diskusi yang cukup interaktif. Selain dihadiri para kepala SMK dan pejabat Dinas Pendidikan Aceh, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah mitra industri seperti PT Solusi Bangun Andalas Lhonga dan PT Sukses Bersama Tekstil Medan. Mereka turut berbagi pandangan mengenai kebutuhan tenaga kerja dan kompetensi yang dibutuhkan dunia industri saat ini.






