NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year on year) Provinsi Aceh mencapai 4,66 persen pada Oktober 2025. Kenaikan harga emas perhiasan dan cabai merah menjadi dua faktor utama yang memicu meningkatnya inflasi di Tanah Rencong.
Berdasarkan data BPS, inflasi Aceh secara month-to-month (bulanan) pada Oktober tercatat sebesar 0,12 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 111,03 pada September menjadi 111,16 pada Oktober 2025.
“Secara tahunan pada Oktober Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 4,66 persen. Artinya harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata 4,66 persen dibandingkan Oktober tahun sebelumnya,” kata Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, kepada wartawan, Senin (3/11/2025).
Menurut Tasdik, kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan, dengan kenaikan 3,82 persen dan kontribusi sebesar 0,23 persen. Komoditas yang paling berperan dalam mendorong inflasi antara lain emas perhiasan, cabai merah, wortel, ikan tongkol, dan telur ayam ras.
Sementara secara tahunan, cabai merah dan emas perhiasan masih menjadi penyumbang utama inflasi, disusul beras, sigaret kretek mesin, serta ikan dencis.
Tasdik menambahkan, inflasi tahunan terjadi di seluruh wilayah penghitungan inflasi di Aceh, yakni Banda Aceh, Aceh Tengah, Lhokseumawe, Meulaboh, dan Aceh Tamiang.
Dari lima daerah tersebut, Aceh Tengah mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 5,59 persen, sedangkan Banda Aceh menjadi yang terendah dengan 3,93 persen.
“Untuk inflasi bulanan, Banda Aceh mengalami inflasi tertinggi yaitu 0,35 persen sementara terendah di Lhokseumawe sebesar 0,11 persen,” jelasnya.
Menariknya, secara bulanan hanya dua daerah—Meulaboh dan Banda Aceh—yang mengalami inflasi, sementara tiga wilayah lainnya justru mencatat deflasi, menandakan masih adanya perbedaan dinamika harga antarwilayah di Aceh.
Dengan inflasi yang terus bergerak naik, terutama dipicu oleh kebutuhan pokok dan logam mulia, pengendalian harga komoditas strategis seperti cabai dan beras diperkirakan akan menjadi fokus pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan ekonomi Aceh menjelang akhir tahun. (xrq)

                                    




