YARA Desak Pertamina Transparan Atasi Kelangkaan BBM di Dataran Tinggi Gayo

Share

NUKILAN.ID | REDELONG – Antrean panjang kendaraan kembali menghiasi sejumlah SPBU di dataran tinggi Gayo dalam sepekan terakhir. Warga di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM), terutama jenis Pertalite dan Solar. Kondisi ini dinilai telah mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat yang bergantung pada BBM untuk transportasi dan pertanian.

Kepala Perwakilan Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Bener Meriah, Muhammad Dahlan atau yang akrab disapa Alan, kepada Nukilan.id menyatakan keprihatinannya atas kelangkaan yang kian parah tersebut. Ia menilai pasokan BBM dari PT Pertamina (Persero) ke wilayah dataran tinggi Gayo tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Antrean panjang ini sudah berlangsung hampir dua pekan dan semakin parah dibanding sebelumnya. Kami meminta Pertamina segera menambah stok BBM untuk mengantisipasi kelangkaan di Aceh Tengah dan Bener Meriah,” ujar Dahlan, Rabu (15/10/2025).

Menurut YARA, masalah ini terjadi karena lemahnya mitigasi dan perencanaan distribusi dari pihak Pertamina. Padahal, persoalan pasokan seharusnya bisa diantisipasi sejak jauh hari.

“Ini menunjukkan lemahnya antisipasi dan mitigasi dari Pertamina. Akibatnya, masyarakat yang sangat bergantung pada BBM untuk aktivitas sehari-hari, terutama di sektor transportasi dan pertanian, kini merasakan dampak langsung,” tegas Dahlan.

Ia menjelaskan, keterlambatan distribusi BBM tidak hanya menyebabkan antrean panjang, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi wilayah Gayo. Para petani dan pelaku usaha kecil kesulitan mendistribusikan hasil bumi seperti kopi, sayuran, dan buah-buahan ke daerah lain di Aceh.

Situasi ini turut memicu kenaikan harga kebutuhan pokok dan bahan bakar di tingkat pengecer. “Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memicu inflasi karena terganggunya arus barang dan jasa. Banyak petani dan sopir angkutan yang mengeluh karena harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan solar,” jelasnya.

YARA juga menyoroti distribusi BBM bersubsidi yang dinilai tidak merata. Faktor geografis wilayah pegunungan membuat distribusi lebih sulit, sementara kuota BBM yang diterima Aceh Tengah dan Bener Meriah disebut belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.

Atas situasi tersebut, YARA mendesak Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan PT Pertamina agar segera menambah stok BBM untuk kedua kabupaten di dataran tinggi Gayo. Pertamina juga diminta bertanggung jawab atas keterlambatan distribusi yang telah menimbulkan keresahan masyarakat.

“Pertamina harus lebih transparan dalam menyampaikan data pasokan dan distribusi BBM. Jangan sampai masyarakat dibiarkan menunggu tanpa kejelasan selama berhari-hari,” ungkap Dahlan.

Sebagai langkah konkret, YARA mengusulkan agar SPBU di wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah dapat beroperasi 24 jam hingga situasi kembali normal, serta mendorong Pertamina untuk menyampaikan informasi stok dan jadwal distribusi BBM secara rutin kepada publik melalui media resmi.

“Keterbukaan informasi seperti ini penting agar masyarakat tahu kondisi sebenarnya. Dengan begitu, kepanikan dan antrean panjang bisa diminimalisir,” tambahnya.

Selain itu, YARA meminta pemerintah daerah turut aktif berkoordinasi dengan Pertamina dan melakukan pengawasan terhadap penyaluran BBM agar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu.

“ Kami berharap pemerintah dan Pertamina tidak hanya mencari solusi sementara. Perlu langkah permanen agar kelangkaan BBM seperti ini tidak terulang di masa depan,” kata Dahlan.

Hingga kini, antrean panjang kendaraan masih terlihat di sejumlah titik utama seperti kawasan Takengon, Bandar, dan Simpang Tiga Redelong. Warga berharap langkah cepat dari Pertamina segera dilakukan agar roda ekonomi masyarakat Gayo dapat kembali bergerak normal. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News