USK dan BRA Sepakat Wujudkan Beasiswa Afirmasi dan Museum Perdamaian Aceh

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Upaya memperkuat semangat perdamaian dan pemberdayaan generasi muda Aceh kembali mendapat angin segar. Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dan Universitas Syiah Kuala (USK) resmi menjalin kerja sama strategis dalam bidang pendidikan dan pelestarian sejarah perdamaian, melalui kesepakatan program beasiswa afirmasi serta rencana pendirian Museum Perdamaian Aceh.

Kesepakatan tersebut lahir dari pertemuan kedua lembaga di Kampus USK, Banda Aceh. Ketua BRA, Jamaluddin, menyebut bahwa program beasiswa afirmasi menjadi langkah nyata dalam melanjutkan komitmen perdamaian Aceh lewat peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Kami ingin memastikan generasi penerus dari keluarga mantan kombatan, tapol napol, dan korban konflik juga mendapat kesempatan pendidikan yang layak, sebagai bagian dari proses reintegrasi yang berkelanjutan,” ujar Jamaluddin.

Selain membuka akses pendidikan, BRA dan USK juga bersepakat membangun Museum Perdamaian Aceh di lingkungan kampus USK. Museum tersebut akan menjadi pusat edukasi dan riset tentang sejarah konflik dan proses perdamaian Aceh, sekaligus ruang refleksi bagi masyarakat dan generasi muda.

Rektor USK, Prof. Marwan, menyambut baik kerja sama itu. Ia menilai sinergi antara BRA dan USK bukan sekadar memperluas akses pendidikan, tetapi juga menjaga ingatan kolektif tentang pentingnya perdamaian bagi masa depan Aceh.

“USK siap menjadi ruang pembelajaran dan pelestarian nilai-nilai damai bagi masyarakat Aceh dan dunia,” ungkap Prof. Marwan.

Dukungan serupa disampaikan oleh Direktur Pascasarjana USK, Prof. Dr. Hizir Sofyan, yang menilai inisiatif ini sebagai langkah awal dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Aceh melalui jalur beasiswa afirmasi.

“Dengan tersinerginya BRA dan USK tentu langkah awal meningkatkan SDM mereka melalui jalur beasiswa afirmasi untuk putra putri korban konflik Aceh akan menjadi nilai plus bagi Aceh khususnya dan juga Indonesia dalam mengimplementasikan mandat MoU Helsinki. Untuk sumbernya, pendanaan bisa dari LPDP maupun BPSDM Aceh,” jelas Prof. Hizir.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Pascasarjana USK, Dr. Mhd. Ikhsan Sulaiman, S.TP., M.Sc, Koordinator Prodi Magister Damai dan Resolusi Konflik USK, Dr. Masrizal, M.A, serta Kabid Hukum BRA, Ghazi.

Kolaborasi antara BRA dan USK ini diharapkan menjadi model sinergi antara lembaga pemerintah dan perguruan tinggi dalam memperkuat proses rekonsiliasi, memperluas akses pendidikan, serta melahirkan generasi Aceh yang berpendidikan, inklusif, dan berdaya saing tinggi. (xrq)

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News