NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menegaskan komitmennya menjadikan Banda Aceh bukan lagi sekadar pemasok bahan baku nilam, melainkan produsen parfum dunia. Hal itu ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Semiloka Banda Aceh Kota Parfum di Universitas Syiah Kuala (USK), Sabtu (6/9/2025).
Amatan Nukilan.id, Illiza dalam paparannya menyoroti besarnya potensi ekonomi dari industri parfum global yang diproyeksikan mencapai US$77,5 miliar pada 2032. Aceh yang menyumbang 90 persen patchouli (nilam) terbaik dunia, menurutnya, memiliki peluang emas untuk menguasai rantai nilai industri tersebut.
“Kita punya Nilam Aceh, yang sejak lama diakui sebagai patchouli terbaik dunia. Selama ini kita hanya menjual dalam bentuk bahan mentah, sementara nilai tambah besar dinikmati negara lain. Hari ini kita sepakat, bahwa Banda Aceh tidak hanya pemasok, tapi kita akan bertransformasi menjadi produsen parfum dunia,” tegas Illiza.
Ia menambahkan, transformasi ini harus diwujudkan lewat kolaborasi erat antara pemerintah, dunia akademik, UMKM, petani, hingga pelaku industri. Konsep “Kota Kolaborasi” yang diusungnya disebut sebagai fondasi utama dalam mewujudkan visi tersebut.
Sebagai bukti nyata, Illiza menyinggung ekspor perdana 1 ton minyak nilam senilai Rp1,5 miliar ke Prancis oleh PT U Green Aromatics International—unit bisnis ARC USK—pada April lalu. Permintaan pasar yang tinggi, kata dia, menunjukkan prospek cerah bagi Banda Aceh.
Tak hanya itu, Illiza juga menekankan pentingnya peran perempuan Aceh dalam ekonomi kreatif berbasis nilam.
“Tangan perempuan Aceh akan mengharumkan dunia. Dengan memberdayakan perempuan, kita membangun ekonomi, memperkuat keluarga, dan mengangkat harkat masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan, pengembangan industri parfum berbasis nilam juga sejalan dengan prinsip ekonomi hijau (green economy) yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Laporan 100 Hari Kerja
Dalam kesempatan yang sama, Illiza memaparkan capaian 100 hari pertama pemerintahannya. Seluruh utang kota kepada pihak ketiga senilai Rp89 miliar berhasil dilunasi lebih cepat dari target.
“Pelunasan utang terakhir di RSUD Meuraxa sebesar Rp48,6 miliar telah diselesaikan pada 21 Agustus 2025 tanpa sisa apa pun. Ini membuktikan komitmen kami terhadap tata kelola yang sehat, transparan, dan akuntabel,” jelas Illiza.
Selain itu, Pemko juga mendistribusikan bantuan sosial berupa 13.500 paket sembako, 54 ton daging meugang, dan santunan untuk ribuan yatim, fakir miskin, serta difabel.
Dukungan Akademisi
Wakil Rektor I USK, Agussabti, menyambut positif deklarasi Banda Aceh sebagai Kota Parfum. Menurutnya, langkah ini mengangkat kembali keunikan lokal Aceh yang sempat tenggelam.
“Dulu, komoditas nilam nyaris terlupakan, namun kini berhasil bangkit dan terkenal kembali. Kini, upaya ini tidak hanya menjadi concern USK, tetapi telah menjadi gerakan global yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah kota, pengusaha, jejaring bisnis, hingga masyarakat luas untuk menjadikan Banda Aceh sebagai ikon baru,” katanya.
Acara semiloka ini turut dihadiri Kepala Atsiri Research Center (ARC)-PUTPT USK Syaifullah Muhammad, Direktur Utama PT Global Mandiri USK Rizalsyah, Iconpeori Chairman Iskandar Abdul Samad, Pembina Yayasan Razma Jayana Agrikultur Teungku Razuan, serta para mahasiswa. (xrq)
Reporter: Akil






