NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Aceh kembali mempertegas posisinya di panggung internasional. Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, hadir dalam Eastern Economic Forum (EEF) ke-10 di Vladivostok, Rusia, 3–6 September 2025, untuk menawarkan lima sektor utama investasi di Tanah Rencong.
“Sebagai bagian dari Indonesia yang damai dan dinamis, Aceh tetap menjadi wilayah dengan potensi besar untuk kerja sama internasional,” kata Malik Mahmud dikutip dari Antara, Sabtu (6/9/2025).
Forum ekonomi yang digelar setiap tahun di Universitas Federal Timur Jauh, Vladivostok, itu diikuti perwakilan dari lebih 70 negara. Tujuannya adalah mendorong investasi asing di kawasan Timur Jauh Rusia. Pada kesempatan itu, Wali Nanggroe menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Rusia dan Yayasan Roscongress atas undangan dan sambutan hangat mereka kepada Aceh.
Dalam sesi bertajuk “The Greater Eurasian Partnership: New Paradigms for the Continent’s Development”, Malik Mahmud menegaskan posisi strategis Aceh sebagai pintu gerbang barat Indonesia yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Asia-Pasifik.
“Sejak berabad-abad lalu, Aceh menjadi persimpangan peradaban global yang mempertemukan pedagang, cendekiawan, dan budaya dari Asia, Timur Tengah, hingga Eropa. Maka Aceh memiliki potensi kerjasama internasional,” ujar mantan perdana menteri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini.
Lima Sektor Utama Investasi
Dalam paparannya, Malik Mahmud menyebutkan lima sektor unggulan investasi Aceh:
-
Pertanian
Aceh memiliki lahan subur dengan komoditas berkelas dunia. Kopi arabika Gayo yang diakui secara internasional dan dilindungi oleh Indikasi Geografis menjadi andalan. Selain itu, Aceh membudidayakan kakao, kelapa sawit, kelapa, padi, hingga beragam buah dan rempah tropis. -
Peternakan dan Perikanan
Wilayah ini memiliki lahan penggembalaan luas untuk budidaya sapi dan kambing. Garis pantai sepanjang 1.600 kilometer menyimpan potensi besar sektor perikanan dan akuakultur, khususnya tuna, udang, dan rumput laut yang telah merambah pasar internasional. -
Ekowisata
Aceh memiliki ekosistem Leuser, salah satu hutan hujan tropis besar terakhir di Asia Tenggara. Ekosistem unik ini menghadirkan peluang berharga untuk konservasi, ekowisata, dan kolaborasi ilmiah. Kawasan ini menjadi habitat satwa langka seperti gajah, harimau, orangutan, dan badak sumatera. -
Energi dan Sumber Daya Alam (SDA)
Aceh dianugerahi cadangan minyak dan gas alam signifikan, yang salah satunya pernah diwakili oleh lapangan gas Arun Lhokseumawe. Kini, Aceh juga membuka blok-blok baru untuk eksplorasi migas sekaligus mengembangkan energi terbarukan seperti PLTA, panas bumi, dan tenaga surya. -
Pariwisata dan Budaya
Keindahan alam dan kekayaan tradisi menjadi daya tarik tersendiri. Dikenal sebagai Serambi Makkah, Aceh merepresentasikan tradisi Islam yang hidup, seraya menawarkan pengalaman unik seperti tari saman yang diakui UNESCO serta tradisi kuliner yang semarak, dari mi Aceh hingga kopi Aceh yang terkenal di dunia.
Dengan tawaran ini, Aceh meneguhkan diri bukan hanya sebagai wilayah dengan sejarah panjang, tetapi juga sebagai destinasi investasi yang menjanjikan di kancah global.
Editor: Akil