NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Wali Kota Distrik Tenggara Singapura, Mohd Fahmi Bin Aliman, melakukan pertemuan dengan Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar dan unsur Pemerintah Aceh untuk menawarkan teknologi pengolahan limbah yang dinilai bisa menjawab persoalan lingkungan di tanah rencong.
“Pertemuan tadi bagus sekali. Ada beberapa investor yang hadir, dan yang paling menarik adalah teknologi yang ditawarkan,” kata Tgk Malik Mahmud usai pertemuan di Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Jumat (22/8/2025).
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Singapura mempresentasikan teknologi pengolahan limbah yang disebut mampu menangani sampah maupun limbah berbahaya secara lebih efektif. Teknologi itu memungkinkan limbah diolah kembali, menghasilkan air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, bahkan residu dari pengolahan juga masih bisa digunakan.
“Saya menilai teknologi ini bagus dan praktis untuk dipertimbangkan penerapannya di Aceh,” ujar Malik Mahmud.
Ia menjelaskan, teknologi itu tidak membutuhkan lahan luas. Sistem utama hanya memerlukan ruang sekitar 12 kaki persegi, bahkan tersedia versi skala kecil yang lebih praktis serta bisa digerakkan secara mobile.
“Aceh masih dalam kondisi lingkungan yang relatif baik, tetapi mulai terjadi polusi. Sebelum masalah ini menjadi parah, kita harus bertindak sejak dini. Saya sudah meminta Pemerintah Aceh mengambil kesempatan ini,” katanya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Jul Rahmady, yang turut hadir dalam pertemuan itu, mengakui pengelolaan sampah masih menjadi persoalan utama di daerah.
“Pemilahan sampah belum berjalan maksimal, sehingga volumenya bisa mencapai ratusan ton per hari. Untuk itu, DLHK Aceh menanggapi positif tawaran Singapura tersebut,” ucap Jul.
Menurut dia, mesin pengolahan limbah yang ditawarkan terbukti berhasil diterapkan di Singapura. Teknologi itu bisa digunakan untuk mengelola limbah cair, padat, industri, hingga limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
“Sejalan dengan arahan Wali Nanggroe, kita mencari solusi persoalan limbah di Aceh. Dan hari ini Singapura menawarkan mesin pengolahan limbah yang sudah terbukti berhasil di sana,” kata Jul Rahmady. (xrq)