NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Lebih dari seribu mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) mendapat sosialisasi penggunaan transportasi umum Trans Koetaradja dari Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Koetaradja, Hanung Kuncoro, Sabtu (16/8/2025). Acara yang berlangsung di Kampus Darussalam itu juga dihadiri Dekan Fakultas Teknik USK, Prof. Alfiansyah Yulianur.
Dalam pemaparannya, Hanung menjelaskan perjalanan Trans Koetaradja sejak pertama kali beroperasi pada 2016. Saat itu, hanya ada satu koridor dengan rute Pusat Kota–Darussalam menggunakan 25 unit bus. Kini, layanan tersebut telah berkembang menjadi enam rute utama dan delapan rute feeder, termasuk jalur yang melayani kawasan kampus.
“Khusus untuk adik-adik mahasiswa, ada feeder yang melayani Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry. Awalnya pada Januari 2023 kita meluncurkan dua unit bus feeder dari Shelter Gelanggang USK. Sekarang sudah ada tiga unit feeder yang beroperasi untuk memudahkan mobilitas mahasiswa,” ujar Hanung.
Salah satu rute terbaru, kata dia, menghubungkan Masjid Jamik Unsyiah dengan Pasar Lam Ateuk, Kuta Baro, karena banyak mahasiswa tinggal di kawasan tersebut. Hingga saat ini, Trans Koetaradja mengoperasikan 59 unit bus, sebagian besar merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan.
Hanung mengajak mahasiswa turut menjaga fasilitas umum yang disediakan pemerintah.
“Kami sudah berusaha menambah prasarana halte untuk mendukung aktivitas mahasiswa. Tapi masih ada kasus perusakan dan pencurian aset halte. Mari sama-sama menjaga agar fasilitas ini bisa dinikmati semua,” ucapnya.
Ia menuturkan, mahasiswa menjadi pengguna terbesar Trans Koetaradja. Jumlah penumpang selalu menurun saat libur kuliah dan kembali meningkat ketika perkuliahan aktif. Karena itu, koridor Masjid Raya–Darussalam menjadi jalur dengan jumlah penumpang terbanyak.
Selain memperluas rute dan menambah armada, Trans Koetaradja juga menghadirkan inovasi teknologi. Sejak pertengahan Maret 2025, seluruh penumpang diwajibkan menggunakan kartu uang elektronik dengan sistem Tap on Bus.
“Kami ingin melatih masyarakat terbiasa dengan e-money. Bukan hany Trans Koetaradja, tapi sekarang ke bandara, pelabuhan, hingga jalan tol juga sudah menggunakan sistem pembayaran elektronik,” jelas Hanung.
Untuk mempermudah akses, tersedia aplikasi khusus yang memungkinkan masyarakat memantau jadwal kedatangan dan keberadaan bus secara langsung. Aplikasi ini juga menjadi sarana transparansi layanan transportasi publik.
Tak hanya mendukung mobilitas warga, Trans Koetaradja juga kerap berpartisipasi dalam kegiatan daerah. Pada PON XXI Aceh-Sumut misalnya, seluruh armada dikerahkan guna melayani transportasi atlet maupun masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Hanung meminta mahasiswa baru mengunduh aplikasi Trans Koetaradja. Ia juga menggelar kuis interaktif dengan hadiah cenderamata, termasuk kartu e-money, bagi mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan seputar materi sosialisasi.