Unsam Langsa Dorong Ekonomi dan Peduli Lingkungan Lewat Inovasi Olah Limbah Sawit

Share

NUKILAN.ID | LANGSA – Menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Aceh, tak hanya fokus pada aktivitas akademik. Kampus negeri terbesar di pesisir timur Aceh itu juga aktif terlibat dalam persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat sekitar.

“Banyaknya inovasi kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat dan kepedulian kelestarian lingkungan hidup yang berujung pemberantasan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja baru. Lalu akhirnya bermuara kepada kesejahteraan anak negeri hingga menghindari jalur negatif dalam mempertahankan hidup,” ujar Rektor Unsam Langsa, Prof Hamdani, Senin (11/8/2025).

Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah peningkatan inovasi teknologi pengolahan limbah sawit. Melalui Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang beranggotakan dosen dan mahasiswa, Unsam memfasilitasi pelatihan bagi kelompok wanita tani Desa Sukaramai Dua, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, pada Sabtu (2/8).

“Sebagai universitas, kita tidak saja melahirkan sarjana atau akademisi. Tapi selalu siap menjadi kampus berdampak yang selalu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membangun negeri ini,” tutur Prof Hamdani.

Ketua Tim PKM Unsam, Mustika Sarjani, menjelaskan para pengrajin limbah sawit diperkenalkan teknologi baru berupa alat peraut lidi sawit otomatis hasil inovasi Unsam. Alat ini mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan.

“Kalau sebelumnya hasil kerja satu orang menghasilkan 3 kg lidi sawit siap pakai, sekarang bisa meningkat menjadi 10 kg. Lebih cepat, lebih bersih dan lebih mudah,” ujarnya.

Teknologi tersebut dirancang untuk mengatasi keterbatasan metode manual yang memakan waktu dan tenaga. “Dengan menghasilkan bahan lidi yang sudah dibersihkan lebih banyak, tentu mereka juga bisa meningkatkan produksi bahan jadi lebih besar. Jadi tidak hanya menjual bahan baku lidi sawit,” jelas Dr Fazri, perancang alat tersebut.

Setelah pasokan bahan baku tercukupi, kelompok yang menamakan diri Nusa Indah ini juga mendapat pelatihan pembuatan kerajinan tangan berbahan lidi sawit, seperti piring, vas bunga, dan mangkuk.

Selain itu, mereka dibekali pengetahuan manajemen usaha, mulai dari pembukuan, perencanaan bisnis, hingga penyusunan SOP produksi. Pelatihan juga mencakup pemasaran digital, teknik foto produk, branding di media sosial, hingga penjualan melalui e-commerce.

“Insya Allah, produk desa ini mampu menembus pasar lebih luar lebih luas lagi,” kata Rahmi Meutia, anggota tim pelatihan.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News