Millah Abraham: Jaringan Radikal yang Menyusup Lewat Kedok Sosial

Share

Nukilan | Banda Aceh – Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Utara menangkap enam pria diduga menyebarkan aliran menyimpang Millah Abraham yang berinisial AA (48) sebagai pembaiat, HA (60) sebagai imam 2, RH (39) sebagai imam 4, ES (38) sebagai bendahara, NAJ (53) sebagai ututsan dan ME (27) sebagai sekretaris. Para pelaku ditangkap dalam operasi terpisah di Lhoksukon, Pidie, dan Bireuen pada 26, 28, dan 29 Juli 2025.

Pengamat terorisme Universitas Malikussaleh (Unimal), Al Chaidar Abdurrahman Puteh mengatakan Millah Abraham, kelanjutan dari Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang didirikan Ahmad Musadeq pada 2000, disebut sebagai gerakan ideologis terstruktur dengan strategi infiltrasi masyarakat.

MUI telah menegaskan kelompok ini sesat karena mengajarkan penolakan terhadap Islam sebagai agama yang benar, tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, dan mengubah pokok ajaran agama dengan doktrin sinkretis.

“Kelompok ini tidak hanya menyimpang secara teologis, tapi juga memiliki pola rekrutmen yang mirip organisasi radikal—mereka membaiat anggota baru, mengisolasi dari keluarga, dan membangun komunitas tertutup,” ujar Al Chaidar kepada Nukilan, Senin (11/8/2025).

Dia menambahkan, modus perekrutan dilakukan diam-diam lewat kerja bakti, pelatihan pertanian, hingga diskusi kebangsaan. Setelah terikat secara sosial, calon anggota dibaiat dalam pertemuan tertutup dan diminta memutus hubungan dengan dunia luar.

Intelijen lokal memperkirakan lebih dari 3.000 orang di Aceh aktif mengikuti ajaran ini. Secara nasional, Musadeq mengklaim memiliki puluhan ribu murid di sembilan kota besar. Pemerintah Aceh menilai, meski Gafatar—wajah baru Millah Abraham—telah dibubarkan pada 2016, jaringan mereka tetap aktif dengan pola adaptasi yang sulit dilacak.

Al Chaidar mengingatkan, Millah Abraham memiliki kesamaan pola dengan gerakan radikal lain yang membentuk “masyarakat alternatif” di luar kontrol negara. Ancaman yang mereka bawa tidak hanya soal penodaan agama, tetapi juga potensi lahirnya enclave ideologis tertutup yang sulit diintervensi. []

Reporter: Sammy

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News