NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Cuaca buruk yang melanda perairan Aceh sejak awal Juni 2025 berdampak serius terhadap aktivitas nelayan dan produksi hasil laut. Di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kutaraja Banda Aceh, penurunan tangkapan ikan terjadi akibat gelombang tinggi, angin kencang, dan arus laut yang tidak menentu.
Kepala UPTD PPS Kutaraja, Dr. Rahimah Khairi Isfani, ST, M.Eng, dalam perbincangan bersama RRI Banda Aceh, Selasa (29/7/2025) lalu, menyebut cuaca ekstrem mulai terasa sejak menjelang Idul Adha lalu.
“Sejak awal Juni angin sangat kencang, gelombang tinggi, dan arus tidak menentu. Ini berlangsung hampir dua bulan hingga akhir Juli,” ujar Rahimah dikutip dari RRI.
Situasi ini membuat banyak kapal nelayan memilih tidak melaut karena faktor keselamatan. Akibatnya, distribusi ikan ke pasar menurun dan penghasilan nelayan ikut terdampak.
“Nelayan sangat prihatin dengan kondisi ini, karena langsung memengaruhi penghasilan dan rantai pasok ikan di pasar. Beberapa hari terakhir baru terlihat ada sedikit perbaikan cuaca,” tambahnya.
Sebagai salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Aceh, PPS Kutaraja berperan penting dalam mendukung aktivitas industri perikanan lokal. Namun, gangguan pada pelayaran nelayan menyebabkan alur distribusi hasil laut terganggu.
Rahimah menegaskan bahwa pihaknya terus menjalin koordinasi dengan dinas terkait dan BMKG untuk memastikan informasi cuaca diterima secara berkala oleh nelayan.
“Kami juga mengimbau nelayan agar selalu memperhatikan peringatan dini cuaca sebelum melaut,” katanya.
Editor: Akil