NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah, mendorong masyarakat untuk mengembangkan pertanian perkotaan atau urban farming sebagai solusi atas keterbatasan lahan pertanian di ibu kota provinsi Aceh tersebut.
“Banda Aceh tidak memiliki lahan luas, maka urban farming bisa menjadi solusi untuk mewujudkan ketahanan pangan warga kota,” kata Irwansyah di Banda Aceh, Senin (21/7/2025).
Hal itu disampaikannya usai mengunjungi lokasi urban farming milik Teguh Budi Santoso, warga Gampong Neusu Aceh, Kecamatan Baiturrahman, yang sukses menyulap lahan tidur menjadi kebun hidroponik produktif.
Teguh menanam berbagai jenis sayuran dan tanaman herbal seperti mint, pakcoy, kale, dan cincau hijau. Di antara semuanya, tanaman mint menjadi komoditas utama yang diproduksi dan dipasarkan langsung kepada konsumen.
“Aksi Teguh menjadi inspirasi bagi yang lainnya. Bahwa di tengah kepadatan kota, dengan lahan yang terbatas, masih bisa bertani dengan caranya, dan kini dari hasil pertanian itu sudah mampu menjadi sumber pendapatan utamanya,” ujar Irwansyah.
Kebun mint milik Teguh tidak hanya menghasilkan produk konsumsi, tetapi juga menjadi tempat edukasi yang banyak dikunjungi warga. Irwansyah pun berharap agar sekolah-sekolah turut melibatkan pelajar dalam kunjungan ke kebun tersebut sebagai bagian dari edukasi ketahanan pangan.
“Apalagi, ke depan tema ketahanan pangan ini menjadi favorit, karena masuk dalam asta citanya Presiden Prabowo Subianto,” tambah Irwansyah.
Teguh sendiri telah memulai aktivitas bertani sejak 2017. Ia memilih tanaman mint karena melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar di Banda Aceh.
Saat ini, Teguh mampu memproduksi hingga tiga kilogram daun mint setiap hari, dengan harga jual mencapai Rp170 ribu per kilogram. Penjualan dilakukan secara langsung di lokasi kebun atau secara grosir kepada pembeli.
“Dengan omzet sekarang, kebun ini sudah jadi mata pencaharian lah,” ujar Teguh.
Omzet yang diraihnya dari hasil urban farming berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta per hari. Inisiatif Teguh menjadi contoh nyata bahwa pertanian kota bukan sekadar hobi, tetapi bisa menjadi sumber penghasilan utama bagi keluarga.
Editor: Akil