Pohon “Jeju” di Pantai Ulee Lheue Ditebang OTK, Ketua DPRK Banda Aceh Geram

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Sebuah pohon soga (Peltophorum pterocarpum) yang sedang bermekaran di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, menjadi sorotan publik setelah tiba-tiba ditebang oleh orang tak dikenal. Pohon yang dalam bahasa Aceh dikenal sebagai Bak Hasan Teunget ini mencuri perhatian karena bunga kuning cerahnya yang menawan, hingga dijuluki warganet sebagai “pohon jeju”, mengingatkan pada keindahan cherry blossom di Korea Selatan.

Sejak mulai mekar, pohon tersebut sontak menjadi destinasi wisata musiman. Ribuan warga berbondong-bondong datang ke Ulee Lheue untuk berswafoto dengan latar bunga kuning yang sempat viral di TikTok dan Instagram. Keberadaannya menambah semarak suasana pantai dan menjadi daya tarik baru yang menyenangkan.

Namun, kegembiraan itu berubah menjadi kekecewaan setelah muncul kabar bahwa pohon tersebut telah ditebang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tindakan itu memantik kemarahan publik yang sudah terlanjur jatuh hati pada keindahan pohon yang dijuluki “jeju” tersebut.

Pohon soga (Peltophorum pterocarpum) yang sedang bermekaran di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh ditebang oleh OTK. (Foto: Instagram)

Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, ikut menyuarakan kemarahannya. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @irwansyah_st2, ia menyampaikan kecaman keras terhadap aksi penebangan yang dinilainya sebagai tindakan tak berakal.

“Saya yakin yang tebang bukan orang Banda Aceh, dan bukan orang Aceh. Bukan juga orang yang sehat jiwanya. Kok ada yang terpikir menebang pohon ini,” tulis Irwansyah, sebagaimana dilansir Nukilan.id, Jumat (4/7/2025).

Menurut Irwansyah, keberadaan pohon tersebut memiliki nilai ekologis penting. Selain mempercantik kota, pohon soga juga berperan menjaga garis pantai dari abrasi, menjadi tempat hidup burung, dan menyediakan ruang berteduh alami bagi warga.

“Harusnya pohon jeju ini bahkan kita perbanyak, karena dia bisa berperan menjaga garis pantai, akarnya menahan abrasi tanah, batangnya bisa jadi habitat burung, daunnya bisa jadi tempat berlindung dan untuk kenyamanan,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa aksi penebangan ini tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga mencerminkan lemahnya kesadaran lingkungan.

“Si penebang bukan hanya sudah menebang pohon, tapi dia sudah menyayat hati warga kota yang cinta dengan alam, dia juga sudah menebas akal sehat kita tentang pentingnya ruang hijau di kota,” tegas Irwansyah.

Sebagai bentuk tanggung jawab, ia meminta Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh untuk menyelidiki kasus ini secara serius. Menurutnya, ini bukan sekadar soal hilangnya satu spot foto indah, tapi juga tentang menurunnya kesadaran menjaga kelestarian alam.

“Ini bukan kejadian sederhana, bukan sekadar tentang hilangnya spot foto indah di alam Banda Aceh. Lebih dari itu, ini tentang rusaknya kesadaran menjaga alam dan lingkungan,” tulisnya lagi.

Sebagai langkah konkret, Irwansyah mengusulkan agar Pemkot Banda Aceh segera melakukan penanaman ulang pohon-pohon sejenis di kawasan pantai Ulee Lheue. Ia bahkan mengusulkan gerakan tanam besar-besaran sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi vandalisme tersebut.

“Tolong diperbanyak lagi pohon ini ditanam di pinggir pantai Ulee Lheue. Ditebang satu, kita tanam seribu,” pungkasnya. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News