NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Deforestasi terus menggerogoti hutan-hutan alam Indonesia. Laporan terbaru dari Auriga Nusantara mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, Indonesia telah kehilangan hutan alam seluas 261.575 hektare.
Angka ini memperlihatkan bahwa kerusakan hutan masih menjadi persoalan serius, termasuk di kawasan konservasi strategis seperti Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di wilayah Aceh dan Sumatra Utara. Kawasan yang dikenal sebagai paru-paru dunia itu kini berada di urutan keenam dengan luas deforestasi mencapai 335 hektare.
Menanggapi temuan ini, Nukilan.id menghubungi Afrizal, peneliti bidang Hutan dan Pertambangan dari Perkumpulan Pembela Lingkungan Hidup (P2LH) Aceh.
Ia menegaskan bahwa dampak dari hilangnya hutan alam tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi juga menyisakan ancaman besar dalam jangka panjang terhadap ekosistem dan kehidupan manusia.
“Berbicara dampak jangka panjang, tentunya kita menyadari bahwa hutan adalah bagian sentral sebagai benteng perlindungan kehidupan. Tidak hanya berdampak pada masyarakat di sekitar hutan, tapi juga berdampak pada masyarakat yang tinggal di daerah kota dan padat industri,” ungkap Afrizal pada Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, kerusakan hutan akan berbanding lurus dengan peningkatan risiko bencana alam. Deforestasi menyebabkan hilangnya daya serap air, memperbesar potensi banjir, dan memicu longsor yang sewaktu-waktu bisa mengancam pemukiman warga.
“Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, menjadi ancaman yg nyata apabila hutan terus dirusak. Hal ini sejalan dengan intensitas bencana yg terjadi di Aceh dalam beberapa tahun terakhir,” lanjutnya.
Afrizal juga menyoroti dampak lain yang tak kalah mengkhawatirkan, yaitu meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar. Ketika habitat alami terganggu, hewan-hewan seperti gajah, harimau, hingga beruang madu kehilangan ruang hidupnya dan mulai masuk ke kawasan pemukiman penduduk.
“Belum lagi maraknya konflik satwa dan manusia yg terjadi akibat tidak adanya keseimbangan yg terjadi di hutan,” tambahnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa persoalan deforestasi bukan hanya isu lokal atau nasional. Dunia internasional pun turut mengkhawatirkan hilangnya hutan tropis Indonesia, karena berkontribusi terhadap krisis iklim global. Maka dari itu, berbagai negara kini aktif mendorong pendanaan untuk pelestarian hutan.
“Secara global bahkan, dunia terus berupaya untuk membiayai pelestarian hutan ditengah ancaman krisis iklim. Banyak traktat yg kemudian mengikat komitmen negara-negara untuk memelihara hutan demi menampik dampak besar dari perubahan iklim,” pungkasnya.
Hilangnya ratusan ribu hektare hutan alam bukan hanya angka statistik. Di baliknya, ada ekosistem yang terdegradasi, ada masyarakat lokal yang kehilangan sumber penghidupan, serta generasi masa depan yang terancam kehilangan warisan alam yang seharusnya mereka jaga. (XRQ)
Reporter: Akil