NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dalam sebuah sesi podcast bersama SagoeTV, pendiri Good News From Indonesia (GNFI), Akhyari Hananto, mengungkap rahasia di balik kesuksesan media yang dikenal luas karena konsisten menyuarakan kabar baik dari tanah air tersebut.
Menjawab pertanyaan host tentang apa yang membuat GNFI bisa tumbuh besar dan berpengaruh seperti sekarang, Akhyari menyebut ada banyak faktor, namun ia merangkum tiga hal esensial yang menjadi pilar utama perjalanan GNFI hingga menjadi media yang dikenal luas.
“One is consistency, istikomah. Jadi kebanyakan orang Indonesia itu, mohon maaf ya mungkin saya salah, tapi kebanyakan kawan-kawan yang saya kenal whenever they start something and they cannot ‘sell them’, it has small and low engagement they stop that and that’s where they stop and just abandon entirely,” ujar Akhyari, dIkutip Nukilan.id pada Selasa (10/6/2025).
Menurutnya, banyak pelaku kreatif di Indonesia yang mudah menyerah ketika respons audiens tidak sesuai harapan. Padahal, dalam membangun sebuah kanal komunikasi, terutama yang menyasar publik luas, diperlukan waktu dan kesabaran untuk membentuk koneksi dan kepercayaan dengan audiens.
Akhyari menegaskan bahwa GNFI pun memulai dari titik yang sangat rendah, dengan keterlibatan audiens yang tidak begitu signifikan selama berbulan-bulan. Namun, hal itu tidak membuat mereka berhenti. Justru konsistensi menjadi kekuatan utama GNFI dalam menembus dinamika dunia digital yang terus berubah.
“Di good news from Indonesia kita punya low very low start itu cukup lama, 6 atau 7 bulan gitu kan. And then, but you have to put them more effort effort whatever happens consistently,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa sejak awal, dirinya terlibat langsung dalam pembuatan konten, mulai dari menulis hingga mengelola unggahan di media sosial. Konsistensi dalam memproduksi konten menjadi fondasi yang tidak pernah ditinggalkan.
“Pertama, saya bikin konten menulis bikin tweet dan segala macamnya. Number two is how you pick the content how you pick the topic you know,” ucapnya.
Di poin kedua, Akhyari menyoroti pentingnya strategi dalam memilih topik. Ia menyadari bahwa mengejar isu-isu yang sedang trending justru tidak selalu efektif, karena topik tersebut biasanya telah menjadi wilayah yang dikuasai oleh media arus utama.
“Saya belajar bahwa topik-topik yang sedang trending itu yang kalau kita angkat lagi itu enggak laku, because topik-topik trending itu sudah menjadi clusternya media-media besar,” jelasnya.
Alih-alih mengikuti arus besar, GNFI memilih untuk menyasar audiens yang berbeda, dengan konten-konten yang mungkin tak banyak dilirik media lain namun tetap memiliki daya tarik dan relevansi kuat.
“Jadi mengambil audience capture the different audience yang ternyata cukup besar juga,” tambah Akhyari.
Tak berhenti di sana, pada poin ketiga, ia menekankan pentingnya menciptakan momentum besar yang bisa melampaui ekspektasi dan menjangkau khalayak yang lebih luas dari biasanya. Momen semacam itu menjadi katalisator bagi GNFI untuk berkembang lebih jauh.
“The third one is this is you have to really do this, adalah Make a big bang. 2015 kita bikin tim ya, kita bikin tim kecil, kita bikin konten yang saya harus bikin konten itu besar sekali, viral sekali, beyond our traditional audience, beyond our imagination yang bisa kita imagine gitu,” pungkasnya.
Kisah Akhyari Hananto dan GNFI menjadi bukti bahwa konsistensi, ketepatan strategi konten, dan keberanian menciptakan gebrakan adalah kunci dalam membangun media independen yang tidak hanya bertahan, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk narasi positif tentang Indonesia. (XRQ)
Reporter: Akil