NUKILAN.ID | TAPAKTUAN – Ketua Umum Perhimpunan Rakyat Merdeka (PRM), Robi Annamal, mengecam keras lambannya respons pemerintah terhadap ancaman abrasi yang menggerus situs makam pejuang Teuku Tjoet Ali di Gampong Suaq Bakung, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan.
Dalam keterangan persnya, Robi menyoroti pembangunan tanggul batu gajah yang dinilai tidak tuntas karena tidak tersambung hingga ke bagian hulu. Akibatnya, arus deras sungai langsung menghantam patahan tanggul dan terus mengikis tebing di sekitar makam.
Abrasi ini, menurut Robi, berpotensi menyeret makam mendekati aliran sungai. Bahkan, jika tidak segera ditangani, situs tersebut dikhawatirkan akan “berpindah ke tengah sungai.”
“Kita bicara tentang salah satu tokoh penting dalam sejarah perlawanan Aceh terhadap kolonialisme. Ketika makamnya nyaris hilang ditelan abrasi dan pemerintah hanya diam, ini bukan hanya pengabaian, tapi pengkhianatan terhadap sejarah bangsa,” kata Robi.
Robi menilai pemerintah selama ini kurang serius dalam menjaga situs-situs sejarah, terutama yang berada di luar kota besar. Ia menekankan pentingnya pelestarian sejarah yang tidak diskriminatif dan bersifat menyeluruh.
Atas situasi ini, PRM menyampaikan tiga tuntutan utama:
-
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan segera menetapkan makam Teuku Tjoet Ali sebagai kawasan cagar budaya yang dilindungi.
-
Balai Wilayah Sungai Sumatera I dan Kementerian PUPR diminta segera mengalokasikan dana tanggap darurat untuk pembangunan lanjutan tanggul penahan abrasi.
-
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan diharapkan turun langsung ke lokasi untuk melakukan audit pelestarian situs sejarah di Aceh.
Selain itu, Robi juga menyerukan dukungan dari masyarakat sipil, akademisi, dan aktivis kebudayaan agar turut bersuara dan mendesak pemerintah bertindak cepat.
“Jangan tunggu makam ini hanyut baru kita pasang papan peringatan. Kita tidak butuh tugu peringatan kehancuran, kita butuh tindakan nyata hari ini,” tegas Robi.
Makam Teuku Tjoet Ali merupakan salah satu warisan sejarah perlawanan rakyat Aceh terhadap kolonialisme. Kini, situs tersebut berada di ambang kepunahan jika tidak segera diselamatkan.
Editor: Akil