Akademisi USK: Model Bisnis BUMD Sektor Pangan Harus Berbasis Kemitraan

Share

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Dorongan untuk segera merealisasikan pendirian Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) Sektor Pangan terus menguat. Salah satunya datang dari Anggota Komisi III DPRA dari Partai Darul Aceh (PDA), Eddi Shadiqin, SH, yang menilai bahwa kehadiran BUMA Pangan penting sebagai instrumen strategis dalam memperkuat kedaulatan pangan, menstabilkan harga komoditas, dan meningkatkan kesejahteraan petani di Aceh.

Menanggapi hal tersebut, akademisi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), Mujiburrahmad, memberikan pandangan kritis dari perspektif agrobisnis. Menurutnya, model bisnis BUMA Pangan tak boleh dirancang secara serampangan, melainkan harus berpijak pada prinsip-prinsip yang kuat dan berkelanjutan.

“Model bisnis BUMA Pangan perlu dirancang dengan prinsip keberlanjutan dan menjalin kemitraan erat dengan petani,” kata Mujiburrahmad saat diwawancarai Nukilan.id, belum lama ini.

Ia menambahkan, model bisnis semacam itu tak hanya akan memberi dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan sektor pertanian, tetapi juga menjamin keberlangsungan usaha melalui dukungan dari petani sebagai mitra utama.

“BUMA Pangan harus mampu menyediakan teknologi tepat guna, pelatihan pertanian yang efektif, serta fasilitas pemasaran yang mendorong daya saing produk lokal,” lanjutnya.

Baginya, salah satu kelemahan paling nyata dari sistem pertanian Aceh saat ini adalah minimnya akses petani terhadap inovasi dan pasar. BUMA, kata dia, harus hadir sebagai jembatan penghubung yang mampu menjawab persoalan tersebut.

Namun, ia mengingatkan, keberadaan BUMA Pangan tidak akan berarti banyak tanpa pengelolaan yang akuntabel dan profesional.

“Pengelolaan BUMA Pangan juga harus dilakukan secara efisien dan transparan, dengan pembagian keuntungan yang adil bagi semua pihak,” ujarnya.

Menurutnya, keberpihakan kepada petani harus menjadi roh dari keberadaan BUMA Pangan. Salah satu bentuk nyatanya adalah komitmen untuk membeli hasil pertanian dengan harga yang layak dan waktu yang tepat, agar petani tidak terus terjebak dalam ketergantungan pada tengkulak.

“Prioritas utama harus diberikan pada pembelian hasil pertanian dengan harga yang layak dan dilakukan secara tepat waktu. Langkah ini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tegasnya.

Dukungan terhadap pendirian BUMA Pangan memang menjadi harapan baru di tengah dinamika sektor pertanian Aceh yang kerap menghadapi fluktuasi harga, rantai distribusi panjang, serta lemahnya akses pasar bagi petani lokal. Model bisnis yang kuat dan berbasis kemitraan, seperti yang disarankan Mujiburrahmad, diharapkan mampu menjadi fondasi kokoh bagi keberhasilan program ini di masa mendatang. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News