NUKILAN.id | Meulaboh – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di wilayah Aceh Barat mengalami penurunan tipis pada Selasa (13/5/2025). Dari sebelumnya Rp2.630 per kilogram, kini harga turun menjadi Rp2.580 per kilogram.
Penurunan harga tersebut terjadi di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) milik PT Karya Tanah Subur (PT KTS). Namun, pihak perusahaan menilai fluktuasi ini masih tergolong wajar dan tidak terlalu mengkhawatirkan.
Menurut Humas PT KTS, Azra, penyesuaian harga seperti ini merupakan hal yang lazim dalam dunia industri sawit. “Penurunan ini tidak terlalu jauh, dan masih dalam batas yang bisa diterima oleh petani maupun perusahaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Azra menegaskan bahwa PT KTS tetap menjaga komitmen terhadap mitra petani, baik plasma maupun swadaya. Ia menyebutkan bahwa perusahaan terus berusaha memberikan harga yang kompetitif serta adil, menyesuaikan dengan kualitas TBS dan kondisi pasar terkini.
Sementara itu, para petani sawit di Aceh Barat tetap menunjukkan semangat kerja tinggi di lapangan. Meskipun harga mengalami penurunan, mereka tetap aktif memanen dan menjual hasil kebun.
Para petani menyebut bahwa dinamika harga sawit bukan hal baru bagi mereka. Bahkan, sebagian besar sudah terbiasa menghadapi naik-turunnya pasar. Yang terpenting, menurut mereka, harga masih berada di atas Rp2.500 per kilogram—batas psikologis yang dianggap masih menguntungkan.
Kondisi harga saat ini dianggap masih mampu menopang ekonomi keluarga petani, terutama di tengah ketidakpastian pasar global. Kendati demikian, petani berharap agar harga TBS bisa kembali naik seiring membaiknya permintaan pasar internasional dalam waktu dekat.
Selain itu, mereka juga mendorong dukungan nyata dari pemerintah daerah, perusahaan, serta koperasi petani. Dengan kolaborasi yang kuat, posisi tawar petani di Aceh Barat diyakini bisa semakin menguat.
Dengan kondisi iklim yang relatif stabil dan pengelolaan kebun yang terus ditingkatkan, potensi produksi sawit di Aceh Barat dinilai masih sangat menjanjikan. Karena itu, penurunan harga kali ini diharapkan hanya bersifat sementara dan tidak mengendurkan semangat kerja petani.
Editor: Akil