Aceh Butuh Industri Hilir CPO, Flora Agung Grup Siap Bangun Pabrik Minyak Goreng

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh Meski menjadi salah satu daerah penghasil crude palm oil (CPO) terbesar di Pulau Sumatera, Provinsi Aceh hingga kini belum memiliki industri pengolahan produk turunan minyak sawit mentah. Padahal, potensi yang dimiliki Bumi Serambi Mekah ini sangat besar.

“Produksi CPO atau minyak sawit mentah di Aceh cukup banyak. Namun, produk turunan CPO tersebut tidak ada yang diproduksi di Aceh,” kata Asisten I Pemerintahan, Keistimewaan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Aceh, Azwardi, dalam diskusi pembangunan pabrik minyak goreng yang digelar Flora Agung Grup di Banda Aceh, Rabu (30/4/2025).

Berdasarkan data yang disampaikan, produksi CPO di Aceh mencapai lebih dari 808 ribu ton per tahun. Sementara luas lahan perkebunan sawit menyentuh angka 1,17 juta hektare, tersebar di berbagai kabupaten/kota. Sentra produksi utama berada di Nagan Raya, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam.

Ironisnya, meskipun menjadi produsen besar, seluruh CPO Aceh selama ini harus dibawa keluar provinsi, terutama ke Sumatera Utara, untuk diolah menjadi minyak goreng dan produk turunan lainnya.

“Karena, industri produk turunan CPO tersebut harus ada di Aceh. Keberadaan industri tersebut dibutuhkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta mewujudkan harga beli tandan buah segar sawit yang lebih stabil,” ujar Azwardi.

Pemerintah Aceh, kata dia, membuka lebar pintu investasi bagi siapa saja yang ingin membangun industri pengolahan CPO di daerah ini.

“Pemerintah Aceh memberikan kemudahan bagi siapa saja yang berinvestasi, termasuk investasi pembangunan industri produk turunan CPO. Investasi tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan perekonomian serta mengurangi pengangguran,” tambahnya.

Salah satu pihak yang telah menyatakan minatnya adalah Flora Agung Grup. Perusahaan yang bergerak di sektor agrobisnis dan multiusaha ini berencana membangun pabrik minyak goreng di Aceh.

“Aceh termasuk produsen CPO terbesar di Pulau Sumatra. Namun, Aceh merupakan satu-satunya produsen yang tidak memiliki pabrik pengolahan produk turunan minyak sawit mentah,” ujar CEO Flora Agung Grup, Ivansyah.

Menurut Ivansyah, kehadiran pabrik minyak goreng di Aceh tidak hanya akan mempersingkat rantai distribusi, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan harga sawit petani serta penyerapan tenaga kerja lokal.

“Kami berharap dukungan pemerintah daerah maupun perbankan pada pembangunan pabrik minyak goreng. Selain itu, kami juga berencana membangun produk turunan CPO lainnya. Namun, semua ini membutuhkan proses,” kata Ivansyah.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Aceh dinilai siap menjadi pemain penting dalam industri hilir kelapa sawit di Indonesia, asalkan investasi industri pengolahan bisa segera terealisasi.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News