Ampon Man Sebut Dua Hal yang Membuat Sebagian Orang Aceh Tidak Senang dengan Pemerintah Pusat

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh — Mantan juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan kini juru bicara Pemerintah Aceh, Teuku Kamaruzzman, mengungkapkan dua alasan utama yang membuat sebagian besar masyarakat Aceh tidak merasa puas dengan Pemerintah Pusat. Dalam sebuah wawancara podcast di SagoeTv, Teuku Kamaruzzman atau yang akrab disapa Ampon Man, berbicara tentang sentimen mendalam yang dirasakan oleh banyak orang Aceh terhadap Indonesia.

Dikutip Nukilan.id dari Podcast tersebut, menurut Ampon Man, dua perasaan ini telah mengakar dalam sejarah panjang hubungan Aceh dengan Indonesia. Pernyataan ini merujuk pada perasaan orang Aceh yang merasa dibohongi saat bergabung dengan Indonesia pasca kemerdekaan.

“Saya kalau punya kesempatan berbicara dengan Pak Prabowo, saya (akan) bilang orang Aceh itu persoalan dengan Indonesia itu ada dua. Satu, persoalannya ditipu, ketika bergabung dengan Indonesia,” ujarnya.

Ampon Man melanjutkan, bahwa meskipun Soekarno dikenang sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, bagi orang Aceh, sosok tersebut justru dianggap sebagai seorang penipu.

“Soekarno oleh Indonesia dianggap proklamatorlah segala macam, tapi untuk orang Aceh itu penipu. Itu enggak hilang. Artinya apa? Orang Aceh itu seakan-akan merasa ditipu,” tambahnya.

Rasa kekecewaan yang mendalam ini terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Aceh. Menurut Ampon Man, janji yang diberikan saat itu masih membekas kuat di hati orang Aceh.

“Saya ngutip pribahasa, (bagi orang Aceh) kalau berjanji itu ibarat kata-kata yang dipahat di batu, enggak hilang,” ungkapnya. Perasaan ini sangat terkait dengan tradisi dan budaya Aceh yang sangat menjunjung tinggi kata-kata dan janji, yang bagi mereka tidak bisa begitu saja diingkari.

Lebih lanjut, Ampon Man menyebutkan perasaan kedua yang sering menjadi akar ketidakpuasan masyarakat Aceh, yaitu perasaan dijajah oleh Indonesia.

“Kedua, (orang Aceh) merasa dijajah oleh Indonesia. Dua perasaan ini itu harus dihilangkan dalam periode Muzakir Manaf dan Fadhlullah dengan keadilan dan kesetiaan, dengan keadilan dan setara,” katanya.

Menurutnya, dalam kepemimpinan yang akan datang, diperlukan upaya untuk mengatasi dua perasaan tersebut agar dapat tercipta hubungan yang lebih baik antara Aceh dan pemerintah pusat.

Pernyataan Teuku Kamaruzzman ini menggambarkan perasaan yang kompleks dan mendalam yang dirasakan banyak warga Aceh terhadap Indonesia. Ia menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan untuk mewujudkan kedamaian dan hubungan yang lebih harmonis antara Aceh dan pemerintah pusat. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img

Read more

Local News