NUKILAN.id | Tapaktuan – Aceh Selatan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil nilam terbaik di Aceh. Namun, di balik potensi besar tersebut, para petani nilam menghadapi berbagai tantangan dalam proses budidaya hingga distribusi hasil panen.
Ferdy Ardiansyah, seorang petani nilam di Kluet Tengah, menjelaskan bahwa budidaya nilam dimulai dengan persiapan lahan yang matang.
“Tentu berawal dari meninjau lahan yang nantinya akan ditanami, kemudian baru lahannya dibersihkan, kemudian mencari bibit nilam yang akan ditanam,” katanya kepada Nukilan.id pada Rabu (26/2/2025).
Setelah bibit nilam ditanam, perawatan berlanjut dengan memastikan lahan tetap bersih dari gulma.
“Setelah ditanam, rumput-rumput yang sudah panjang dibersihkan lagi. Di umur 7-8 bulan baru nilam siap untuk dipanen,” tambah Ferdy.
Namun, perjalanan menuju panen bukan tanpa hambatan. Ferdy menuturkan bahwa tantangan terbesar dalam budidaya nilam meliputi beberapa aspek, mulai dari tenaga kerja hingga modal usaha.
“Tantangan utamanya yang dihadapi tentu yang pertama waktu dari awal penanaman, kemudian tenaga juga sangat terkuras dan ekonomi juga menjadi tantangan, sebab butuh modal juga,” jelasnya.
Selain menghadapi tantangan dalam proses budidaya, petani nilam di Aceh Selatan juga dihadapkan pada ketidakstabilan harga jual minyak nilam di pasaran. Ferdy mengungkapkan bahwa harga minyak nilam baru-baru ini mengalami penurunan drastis.
“Untuk kondisi pasar tentu harga sekarang ini membuat petani kecewa. Harga anjlok hanya dalam seminggu ke Rp 800.000 per kilo dari yang awalnya Rp 1.850.000,” ungkapnya.
Meski demikian, keberadaan tengkulak atau perantara dalam distribusi minyak nilam dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap fluktuasi harga.
“Tidak ada peran tengkulak yang sangat mencolok, selain jadi jembatan distribusi ke agen yang lebih besar yang biasanya berada di luar daerah,” ungkap Ferdy.
Ketidakpastian harga dan tantangan dalam proses budidaya menjadi ujian berat bagi para petani nilam di Aceh Selatan. Mereka berharap ada solusi dari pemerintah maupun pihak terkait untuk menstabilkan harga serta memberikan dukungan dalam bentuk bantuan modal dan tenaga kerja agar sektor ini tetap bertahan dan berkembang. (XRQ)
Reporter: Akil