Dampak Sosial Fenomena Kumpul Kebo: Antara Kebebasan dan Ancaman Nilai Moral

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Fenomena kumpul kebo atau hidup bersama tanpa ikatan pernikahan kian marak di kalangan generasi muda. The Conversation melaporkan fenomena kumpul kebo disebabkan adanya pergeseran pandangan terkait relasi dan pernikahan. Saat ini, tidak sedikit anak muda yang memandang pernikahan adalah hal normatif dengan aturan yang rumit.

Sebagai gantinya, mereka memandang hal ini sebagai hubungan yang lebih murni dan bentuk nyata dari cinta. Dilansir dari CNBC Indonesia, di wilayah Asia yang menjunjung tinggi budaya, tradisi, serta agama, kumpul kebo masih menjadi hal tabu. Kalaupun terjadi, kumpul kebo biasanya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan dinilai sebagai langkah awal menuju pernikahan.

Praktik ini tentu memicu berbagai dampak sosial dan moral yang mengkhawatirkan, baik bagi individu, keluarga, maupun masyarakat. Ustaz Miswal Saragih, dalam wawancara dengan Nukilan.id, mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren ini. Ia menegaskan bahwa tanpa kejelasan status dalam hubungan, berbagai persoalan sosial bisa muncul, termasuk lemahnya tanggung jawab dalam membangun keluarga yang sehat.

“Di masyarakat ini tentu bisa merusak nilai-nilai moral, meningkatkan angka anak tanpa ayah yang sah,” katanya pada Selasa (4/2/2025).

Lebih jauh, ia juga menyoroti konsekuensi yang lebih luas dari praktik ini, terutama dalam menciptakan masalah sosial yang sulit dikendalikan.

“Kemudian akan menimbulkan masalah sosial seperti aborsi, penyakit menular, meningkatnya jumlah keluarga yang tidak stabil,” tambahnya.

Bagi keluarga, praktik kumpul kebo menjadi pukulan berat, terutama bagi orang tua yang harus menghadapi kenyataan bahwa anak mereka menjalani hubungan tanpa ikatan resmi.

“Kemudian dampak bagi keluarga, orang tua akan merasa ini aib dan malu serta merasa kecewa ketika tahu bahwa anak mereka tinggal serumah tanpa ikatan nikah,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, dampak psikologis juga menghantui individu yang terlibat dalam hubungan tanpa komitmen ini. Menurutnya, kehidupan yang dijalani tanpa prinsip yang jelas bisa berujung pada ketidakstabilan emosional.

“Pada individu juga berdampak, kehidupan mereka yang tanpa prinsip dan tanpa komitmen akan menimbulkan ketidak stabilan emosi seperti depresi, cemas, karena tidak ada kepastian dalam hubungan,” jelasnya.

Meningkatnya fenomena kumpul kebo menjadi tantangan sosial yang perlu mendapat perhatian serius. Ustaz Miswal menekankan pentingnya membangun kesadaran akan nilai-nilai moral dan komitmen dalam hubungan. Tanpa pemahaman yang kuat mengenai dampaknya, generasi muda berisiko terjerumus dalam pola hidup yang merugikan mereka di masa depan. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News