NUKILAN.id | Jakarta – CEO Nvidia, Jensen Huang, bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (31/1/2025) di tengah tekanan besar yang dialami perusahaannya. Pertemuan tersebut terjadi setelah Nvidia mengalami minggu yang sulit di pasar saham, menyusul persaingan ketat dengan China serta ancaman kebijakan tarif impor semikonduktor yang digaungkan Trump.
Sebelumnya, Trump mengungkapkan rencana untuk mengenakan tarif pada chip komputer yang diimpor ke AS. Kebijakan ini menjadi pukulan bagi Nvidia, yang mengandalkan pasokan komponen dari luar negeri, terutama Taiwan.
“Tadi pertemuan yang bagus, tapi pada akhirnya kami akan tetap mengenakan tarif pada chip,” ujar Trump usai pertemuan dengan Huang.
Di sisi lain, Nvidia juga menghadapi tekanan dari pembatasan ekspor AS terhadap produk chip mereka ke China. Pemerintah Washington semakin memperketat aturan ekspor untuk membendung kemajuan teknologi pesaing dari Asia, terutama di sektor kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini mendapat sorotan setelah perusahaan China, DeepSeek, berhasil meluncurkan model AI terbarunya tanpa menggunakan chip H100 dari Nvidia yang terkena blokir ekspor. Keberhasilan DeepSeek ini mengguncang pasar dan memicu aksi jual besar-besaran pada saham Nvidia, yang menghapus nilai pasar hampir US$600 miliar dalam sehari – salah satu kejatuhan terbesar dalam sejarah Wall Street.
Merespons pertemuan tersebut, pihak Nvidia menyatakan bahwa diskusi dengan Trump membahas industri semikonduktor dan kebijakan terkait AI.
“Kami menghargai kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Trump dan membahas semikonduktor dan kebijakan AI,” ujar juru bicara Nvidia. “Jensen dan presiden membahas pentingnya memperkuat teknologi AS dan kepemimpinan AI.”
Sementara itu, kehadiran Huang dalam pertemuan ini menjadi sorotan lantaran ia tidak hadir dalam pelantikan Trump pada 20 Januari lalu. Berbeda dengan Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, dan Elon Musk—para pengusaha teknologi yang menjadi donor utama Trump—Huang tidak mendapat tempat utama dalam upacara tersebut.
Pemerintahan Trump kini tengah menjajaki kemungkinan memperluas pembatasan ekspor chip Nvidia, terutama pada produk kelas bawah, seiring dengan pesatnya perkembangan AI di China.
Gejolak ini semakin menunjukkan ketatnya persaingan antara AS dan China dalam penguasaan teknologi AI. Kebijakan tarif dan pembatasan ekspor yang diterapkan Washington bisa mengubah lanskap industri semikonduktor global, dengan Nvidia sebagai salah satu pemain yang terdampak langsung.
Editor: Akil