Kanwil Kemenag Aceh dan UIA Perkuat Kolaborasi Melalui MoU

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Dalam upaya memperkuat sinergi pendidikan, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh dan Universitas Islam Aceh (UIA) Peusangan, Bireuen, resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada Rabu, 22 Januari 2025. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan akses pendidikan serta memperbaiki kualitas guru dan tenaga kependidikan.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si., dan Rektor UIA, Dr. Zainuddin Abdullah, M.A. Acara ini turut disaksikan oleh jajaran pejabat dari kedua institusi, termasuk para kepala bidang, kepala kantor Kemenag kabupaten, serta para kepala madrasah dan penerima Apresiasi Tingkat Provinsi 2024.

Dalam sambutannya, Azhari menyampaikan harapan besar terhadap kerja sama yang terjalin.

“Selamat datang jajaran rektorat UIA dalam kerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama Aceh. Ini bagian dalam menghasilkan generasi yang tangguh, kemitraan kita jalin terus,” ucapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Kemenag Aceh telah memperluas kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, termasuk IAIN Takengon dan STAIN Meulaboh, serta menjajaki sinergi dengan UIN Ar-Raniry, IAIN Lhokseumawe, dan IAIN Langsa. Menurut Azhari, keberlanjutan gerakan pendidikan tetap berjalan meski tanpa formalitas MoU, tetapi perjanjian resmi dapat memperkuat kolaborasi tersebut.

“Kita mendorong agar calon mahasiswa yang tinggal dekat dengan Matanggeulumpang Dua-Bireuen dapat melanjutkan kuliah di UIA, sehingga setiap zona pendidikan di Aceh dapat terus berkembang,” ujarnya. “Lingkaran pendidikan ini saling melengkapi: dosen, guru, siswa, dan seterusnya. Kita bangun mata rantai pendidikan bersama.”

Sementara itu, Rektor UIA, Dr. Nazaruddin Abdullah, M.A., memaparkan sejarah panjang UIA yang telah berdiri sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.

“Dan kini satu-satunya mungkin di bawah satu Yayasan Almuslim Peusangan, ada dua universitas, yakni di sini ada Universitas Almuslim dan UIA,” tuturnya.

Nazaruddin menegaskan komitmen UIA untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

“Semoga kerja sama ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak dalam mencetak generasi yang berilmu dan berakhlak mulia,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa transformasi dari institut menjadi universitas merupakan pencapaian besar bagi UIA, yang mencerminkan kemajuan di bidang akademik, fasilitas, dan visi pendidikan. Dengan status baru ini, banyak pihak berharap UIA dapat memperluas program studi dan memperkuat kolaborasi dengan institusi lain, seperti UNIKI.

UIA yang berakar dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Almuslim, berdiri pada 1985 di bawah Yayasan Almuslim Peusangan. Kini, yayasan tersebut mengelola tiga lembaga pendidikan: Institut Agama Islam (IAI) Almuslim Aceh, Universitas Almuslim (Umuslim), dan Pesantren Terpadu Almuslim Matangglumpangdua.

Lebih lanjut, Nazaruddin mengisahkan bahwa pendirian Yayasan Almuslim Peusangan pada 1929 dilakukan dalam suasana perjuangan melawan penjajahan Belanda.

“Pendirian Almuslim Peusangan pada 1929 dilakukan dalam situasi peperangan antara putra-putra Aceh dengan serdadu-serdadu Belanda untuk mewujudkan perjuangan membela Kemerdekaan yang dikepalai oleh Tgk Abdurrahman Meunasah Meucap,” kutipnya.

Dengan komitmen yang terus mengakar, UIA diharapkan menjadi pelopor pendidikan yang memajukan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News