Fadli Zon Resmikan Revitalisasi Situs Tamansari Gunongan Aceh

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan revitalisasi situs Tamansari Gunongan, salah satu warisan sejarah penting dari masa Kesultanan Aceh, pada Minggu (12/1/2025) malam.

Amatan Nukilan.id, upacara tersebut menandai dimulainya pemugaran kawasan yang mencakup kandang, atau tempat pemakaman keluarga kerajaan Aceh, yang terletak di dalam kompleks Tamansari Gunongan, Banda Aceh.

“Ini merupakan satu situs yang bersejarah yang penting, tentu memerlukan satu kajian lebih lanjut, karena temuan ini juga kelanjutan dari penelitian sebelumnya pada tahun 1975-1976,” ujar Fadli Zon dalam sambutannya.

Fadli Zon juga mengunjungi langsung situs Gunongan, yang dikenal sebagai persembahan Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya. Tidak hanya itu, Menteri Kebudayaan tersebut turut berziarah di makam menantu Sultan Iskandar Muda, Sultan Iskandar Tsani, serta dua makam lainnya yang terletak di dalam kompleks tersebut.

“Kita baru saja melihat langsung Gunongan, dan makam menantu Sultan Iskandar Muda yaitu Iskandar Tsani dan dua makam lainnya,” tambah Fadli Zon.

Revitalisasi ini dilatarbelakangi oleh penemuan artefak dan kerangka yang diidentifikasi melalui kajian terbaru di Tamansari Gunongan. Temuan-temuan ini membuka kesempatan untuk melakukan langkah-langkah lebih lanjut guna memperdalam pemahaman tentang situs tersebut dan memungkinkan dilakukan pemugaran lebih lanjut.

“Komplek ini telah tertulis dalam naskah Bustanussalatin, dan situsnya masih terjaga baik. Ini bentuk bahwa kita akan terus melakukan pemugaran-pemugaran,” kata Fadli Zon menegaskan pentingnya pelestarian situs ini.

Sebagai informasi, Kementerian Kebudayaan telah melakukan kajian terhadap Tamansari Gunongan pada 2023, yang mengusulkan perubahan kondisi kandang untuk mencerminkan fungsinya sebagai pemakaman keluarga kerajaan Aceh. Acuan utama dalam pemugaran ini adalah data literatur dari kitab Bustanussalatin, dokumentasi foto penggalian tim pimpinan Prof. Hasan Muarif Ambary tahun 1975, serta dokumentasi foto pemugaran yang dilakukan dalam proyek Pelita 1975-1976.

Sebelum revitalisasi, fungsi pemakaman di kandang tersebut tidak terlihat jelas, bahkan data dokumentasi lama menunjukkan bahwa pengunjung sering berjalan di atas nisan-nisan yang tertutup lantai. Oleh karena itu, revitalisasi ini bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap kandang tersebut, memberikan nilai sakral pada situs ini, serta mengembangkan sisi wisata ziarah yang bisa dinikmati pengunjung.

Fadli Zon berharap agar situs Tamansari Gunongan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan sejarah, tetapi juga diaktifkan dengan kegiatan kebudayaan yang dapat mendorong kemajuan budaya Aceh.

“Sayang sekali kalau tidak melakukan kegiatan yang produktif untuk memajukan budaya kita. Upaya ini harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah, swasta dan komunitas masyarakat,” tutupnya.

Dengan revitalisasi ini, Tamansari Gunongan diharapkan bisa menjadi destinasi wisata budaya yang lebih hidup dan mendalam, menawarkan pengalaman sejarah dan spiritual bagi pengunjung yang datang. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News