NUKILAN.id | Banda Aceh – Sebuah keajaiban alam yang langka dapat ditemukan di Museum Aceh. Seekor anak kerbau yang lahir dengan dua kepala pada tahun 1953 kini menjadi salah satu koleksi paling menarik di museum tersebut. Keunikan fisiknya menjadikannya tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga simbol penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
Informasi yang dihimpun oleh Nukilan.id, kelahiran kerbau dengan dua kepala ini merupakan fenomena langka yang dikenal sebagai polycephaly, sebuah kelainan genetik yang menyebabkan perkembangan dua kepala pada satu tubuh. Meskipun jarang terjadi pada mamalia besar seperti kerbau, kasus serupa telah ditemukan pada berbagai jenis hewan lainnya, menambah misteri dan keajaiban di balik kelainan tersebut.
Setelah kerbau tersebut mati, tubuhnya diawetkan dengan teknik khusus untuk mempertahankan bentuk aslinya. Pengawetan ini bukan hanya bertujuan untuk melestarikan spesimen langka, tetapi juga sebagai bahan penelitian dan edukasi bagi generasi mendatang. Proses ini memungkinkan pengunjung untuk melihat dan mempelajari fenomena alam yang sangat jarang terjadi ini dalam bentuk yang masih utuh.
Kerbau berkepala dua kini menjadi ikon yang tidak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga pengunjung mancanegara. Keberadaannya memberi kesempatan untuk belajar tentang keanekaragaman hayati, evolusi, serta kelainan genetik pada hewan. Museum Aceh pun menjadi tempat yang menyajikan nilai edukasi yang tinggi, terutama bagi anak-anak yang ingin mengenal lebih dekat anatomi hewan dan proses pengawetan spesimen.
Para pengunjung pun memberikan beragam komentar positif terkait kehadiran kerbau berkepala dua ini di Museum Aceh.
“Saya sangat terkesan dengan keunikan kerbau ini. Ini adalah pertama kalinya saya melihat hewan dengan dua kepala. Ini sangat mengedukasi dan menarik,” ujar Farhan, salah satu pengunjung dari Jakarta pada Sabtu (28/12/2024).
Ia menambahkan bahwa ini adalah pengalaman yang luar biasa. Farhan tidak pernah menyangka bisa melihat sesuatu yang begitu langka.
“Ini momen langka, tentu ini juga membuka wawasan saya tentang keanekaragaman hayati,” tambahnya.
Opsetan kerbau berkepala dua ini juga mengingatkan kita akan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Museum Aceh berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan berbagai spesies langka, agar fenomena alam seperti ini dapat terus menjadi bahan pembelajaran bagi generasi berikutnya.
Bagi Anda yang tertarik untuk melihat keajaiban ini, opsetan kerbau berkepala dua dapat ditemukan di Museum Aceh, Banda Aceh. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati berbagai koleksi menarik lainnya, seperti koin kuno, pakaian adat, dan artefak sejarah lainnya yang turut memperkaya pengetahuan sejarah dan budaya Aceh. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah