NUKILAN.id | Jakarta – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ke-1446 Hijriah yang digelar oleh Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) pada Sabtu malam (14/12) di Aula Mess Aceh, Menteng, Jakarta Pusat, berlangsung penuh kehangatan. Acara ini menjadi momen istimewa bagi masyarakat Aceh yang berdomisili di wilayah Jabodetabek untuk bersilaturahmi sekaligus meneladani akhlak Rasulullah.
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, hadir memberikan sambutan dengan pesan-pesan yang menggugah. Dalam pidatonya, Safrizal menyampaikan bahwa peringatan Maulid ini telah direncanakan sejak lama, namun baru bisa terealisasi di tengah berbagai agenda besar yang dijalankan pemerintah Aceh.
“Alhamdulillah, malam ini kita dapat berkumpul untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini bukan sekadar mengenang sejarah kelahiran Rasulullah, tetapi lebih dari itu, kita belajar dan mempedomani sifat-sifat agung yang beliau ajarkan agar selamat di dunia dan akhirat,” ujar Safrizal di hadapan ratusan tamu yang hadir.
Acara ini bukan hanya sekadar seremonial keagamaan. Safrizal memanfaatkannya sebagai momentum untuk mengajak masyarakat Aceh, baik yang berada di Aceh maupun perantauan, untuk bersatu dan bersinergi membangun tanah kelahiran.
“Aceh memiliki banyak tantangan, mulai dari kemiskinan hingga ketertinggalan di berbagai sektor. Kita butuh dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama menciptakan Aceh yang lebih baik,” tegasnya.
Dengan tema “Meneladani Kehidupan Rasulullah SAW dalam Berbangsa dan Bernegara”, acara ini diisi ceramah oleh Ustaz Zaky Mubarok yang mengingatkan pentingnya menjadikan Rasulullah sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur.
Dalam suasana penuh kekeluargaan, Safrizal juga menyoroti tantangan utama Aceh saat ini, yakni angka kemiskinan yang masih tinggi. Meski begitu, ia optimistis kondisi tersebut bisa diatasi. Dengan gaya santai namun penuh makna, ia menyampaikan pandangannya.
“Masyarakat Aceh itu unik. Dibilang miskin, tapi sering makan daging, walaupun dagingnya sapi impor,” canda Safrizal, yang disambut gelak tawa hadirin.
Meski pernyataannya bernada humor, Safrizal ingin menegaskan bahwa potensi Aceh sangat besar jika masyarakat mampu bersatu dan berkontribusi.
Acara Maulid Nabi ini sekaligus menjadi bukti eratnya kebersamaan masyarakat Aceh di perantauan. Kehadiran mereka di aula Mess Aceh tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi nilai luhur masyarakat Aceh.
“Melalui momentum ini, mari kita pererat kebersamaan, jaga kekompakan, dan terus berkontribusi untuk Aceh. Kita harus bersama-sama menjadikan Aceh lebih maju dan bermartabat,” tutup Safrizal.
Peringatan Maulid Nabi yang sederhana namun bermakna ini menjadi pengingat bahwa langkah kecil yang dilakukan bersama-sama mampu membawa perubahan besar bagi Aceh. Semangat kebersamaan ini diharapkan menjadi energi positif dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan.
Editor: Akil