NUKILAN.id | Jakarta – Kepunahan bahasa daerah di Indonesia semakin mengkhawatirkan, dengan sekitar 700 bahasa terancam punah dalam seabad mendatang. Menghadapi ancaman ini, Indonesiaku.com, sebuah inisiatif nirlaba berbasis artificial intelligence (AI), hadir untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah yang kaya akan budaya dan tradisi.
Indonesiaku.com bertujuan untuk mengembangkan teknologi AI yang dapat menerjemahkan bahasa daerah Indonesia secara akurat. Platform ini diharapkan dapat mengatasi keterbatasan dalam pengembangan bahasa daerah di tengah dominasi bahasa asing dan modernisasi. Berdasarkan laporan UNESCO, tanpa langkah konkret, 90 persen bahasa daerah dunia akan punah, yang berdampak pada hilangnya kekayaan budaya serta identitas suatu bangsa.
William Hidayat Tan, pendiri Indonesiaku.com, menjelaskan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan budaya dan cara pandang.
“Kepunahan sebuah bahasa berarti hilangnya perspektif unik tentang dunia yang telah berkembang selama berabad-abad,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/12/2024)
Solusi AI untuk Pelestarian Budaya
Platform ini merupakan hasil penelitian canggih yang mengintegrasikan AI untuk menerjemahkan bahasa daerah, termasuk Jawa, Minangkabau, Sunda, Aceh, Banjar, dan Bugis, dengan bahasa Indonesia. Hingga kini, Indonesiaku.com berhasil mengembangkan penerjemah untuk 36 kombinasi bahasa, dengan target mencakup 100 bahasa daerah pada 2025.
William menjelaskan, pengembangan penerjemah berbasis AI menghadapi tantangan dalam keterbatasan data bahasa daerah yang dapat digunakan untuk melatih AI. Untuk itu, platform ini mengembangkan pendekatan inovatif yang mengungguli solusi dari perusahaan teknologi global seperti Meta dan OpenAI, dalam hal penerjemahan bahasa daerah Indonesia.
Inovasi dalam Pendidikan Bahasa
Sebagai langkah pionir, Indonesiaku.com meluncurkan asisten pembelajaran bahasa Jawa berbasis AI bernama Jono. Jono memungkinkan pembelajaran interaktif dalam bahasa Jawa, baik kromo maupun ngoko. Saat ini, Jono masih dalam versi beta dan menjalani evaluasi untuk memastikan kesesuaian dengan metode pembelajaran tradisional, sekaligus mempertahankan nuansa budaya.
Keberhasilan Jono menjadi landasan bagi pengembangan asisten pembelajaran bahasa daerah lainnya.
“Kami ingin memastikan bahasa daerah tidak hanya lestari, tetapi juga relevan di era digital,” kata William.
Pengakuan Internasional dan Kolaborasi Global
Inovasi Indonesiaku.com telah mendapat perhatian global. Penelitian mereka diterima di konferensi bergengsi seperti Society for Low-Resource Languages at Neural Information Processing Systems dan Southern California Natural Language Processing Symposium, yang mempertemukan para ahli AI dan linguistik untuk berbagi temuan terbaru.
William menegaskan bahwa keberhasilan inisiatif ini membutuhkan dukungan luas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ia mengajak media, peneliti, komunitas lokal, dan penutur asli untuk berkolaborasi dalam melestarikan warisan linguistik Indonesia.
Mengundang Partisipasi untuk Pelestarian Bahasa Daerah
Peluncuran platform ini merupakan langkah awal yang membuka jalan bagi pelestarian bahasa daerah di dunia digital.
“Kami membuktikan bahwa teknologi AI tidak hanya dapat diterapkan untuk kepentingan komersial, tetapi juga dapat melestarikan warisan budaya. Kami berharap lebih banyak inisiatif serupa muncul untuk melindungi bahasa daerah Indonesia,” ujar William.
Dengan platform Indonesiaku.com, bahasa daerah Indonesia tidak hanya akan lestari, tetapi juga berkembang pesat di dunia digital, menjadikan warisan budaya ini tetap relevan bagi generasi mendatang.
Editor: Akil