Dulu Terpuruk Karena Tsunami, Kini Gampong Nusa Bangkit Menjadi Desa Wisata Berbasis Masyarakat

Share

NUKILAN.id | Feature –  “Sejuk dan panoramanya indah”. Itulah kalimat pertama yang terungkapkan kala menapaki tempat ini. Letaknya yang geografis di antara bentangan bukit barisan serta hamparan sawah yang menghijau bagai lukisan nyata dari sang pencipta.

Demikianlah Gampong Nusa, suatu desa yang terletak pada salah satu wilayah administratif Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Desa ini sudah dikenal sebagai desa wisata berbasis masyarakat.

Memasuki gapura utama Gampong Nusa, kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang mempesona. Keindahan alamnya juga ditunjang dengan kesadaran warganya yang tidak membuang sampah sembarangan, sehingga lingkungan ditempat tersebut terlihat bersih.

Kesadaran warganya yang tidak membuang sampah sembarangan serta menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi bagian prinsip yang harus disadari oleh pengunjung yang mengunjungi desa Nusa. Kepada pengunjung, warga Gampong Nusa juga berharap untuk sama-sama menjaga kebersihan di tempat tersebut.

Keindahan alam Gampong Nusa sungguh alami. Perpaduan hamparan sawah dan pegunungan yang hijau membentuk kombinasi yang begitu mempesona, bak kepingan surga yang jatuh ke bumi.

Tak heran, kawasan tersebut menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk berfoto. Banyak pasangan dan calon pengantin yang menjatuhkan pilihan Gampong Nusa sebagai spot prewedding. Latar landskap nya yang indah sangat cocok untuk konsep foto bertema alam.

Semangat Gampong Nusa untuk menjadikan wilayahnya sebagai pionir desa wisata juga terlihat dari inovasi dan kreativitas warganya. Pribumi yang tinggal di tempat ini menghiasi kawasannya sedemikian rupa, misalnya membuat jembatan berbahan kayu sebagai akses untuk menyeberangi irigasi kecil.

Namun, cerita Gampong Nusa tidak hanya tentang keindahan alamnya. Desa ini mengalami ‘Revolusi’ yang mengagumkan; tentang sebuah kisah lara yang selanjutnya bangkit dari keterpurukan.

Siapa sangka, dulunya Gampong Nusa adalah salah satu desa yang luluh lantak setelah dihantam gelombang tsunami yang terjadi pada Desember 2024. Selain kehilangan orang-orang yang dicintai, warga Desa Nusa juga mengalami kerugian materil yang tidak sedikit akibat banyaknya infrastruktur rumah yang rusak.

Namun, perlahan tapi pasti, warga Gampong Nusa bangkit. Seperti halnya warga Aceh lainnya, penduduk Gampong Nusa tidak ingin berlama-lama hidup dalam bayang-bayang kelam bencana. Bagi mereka, mentari pagi yang terbit esok hari harus disambut dengan segala optimisme.

Dalam sebuah kesempatan di bulan Oktober lalu, penulis berkesempatan mewawancarai Nurhayati, Ketua Lembaga Pariwisata Nusa (LPN), sebuah organisasi yang konsen mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki Desa Nusa.

Dalam obrolan yang berlangsung melalui sambungan langsung itu, Nurhayati mengungkapkan kebangkitan warga Gampong Nusa diawali saat adanya kegiatan daur ulang sampah yang yang difasilitasi oleh lembaga internasional ISP dan USAID.

“Saat itu ada 112 orang ibu PKK yang dilatih mendaur ulang sampah organik, seperti sachet kopi yang di anyam sedemikian rupa sehingga menjadi barang yang berguna. Ada juga yang membuat tas, dompet, bunga, kotak tisu, dan sebagainya,” ungkap Nurhayati.

Kreativitas warga Nusa saat itu lambat laun menjadi buah bibir. Dari 2005 hingga 2013 Desa Nusa sering dikunjungi orang luar untuk melihat hasil buah tangan yang dikerjakan. Prospek ini dimanfaatkan para ibu-ibu dengan menjual hasil karyanya.

“Pendapatan yang diperoleh dari kedatangan orang luar hanya tergantung dari adanya pembelian. Kalau tidak ada yang beli, ya tidak ada uang,” kenang Nurhayati.

Waktu terus berjalan. Dari hari ke hari nama Desa Nusa semakin sering dibicarakan dan kian banyak orang yang mengunjungi Gampong Nusa.

Melihat keadaan tersebut, lanjut Nurhayati, pihaknya bersama warga lain mencoba inovasi baru. Dari tahun 2013 hingga 2015 pihaknya melakukan mapping potensi wisata yang ada di desa Nusa, selain daur ulang sampah.

“Disini kan ada 4 dusun. Jadi masing-masing dusun itu kita gali potensi apa yang dapat dimanfaatkan,” terang Nurhayati.

Dari hasil pemetaan itu, lahirlah gagasan untuk membuat paket-paket wisata. Pilihan paket wisata ini bersandar dari aktifitas dan rutinitas warga Gampong Nusa sehari-hari.

“Misalnya paket wisata memasak. Kan banyak tuh para wisatawan yang penasaran bagaimana cara memasak kuah pliek, kuah beulangong, sie reuboh ataupun kuliner khas Aceh lainnya. Nah, dengan mengambil paket ini para pengunjung kita libatkan langsung saat pembuatannya dan bagaimana cara memasaknya. Kita bungkus kegiatan ini dengan paket wisata Cooking Class,” tutur Nurhayati.

Banyak paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung. Misalnya, paket Tradisional Dance, Paket Menganyam, Paket Tron u Blang, Paket Drop Udeng, dan sejumlah paket wisata lainnya. Di kawasan ini, wisatawan yang berkunjung juga dapat menikmati panorama alam sekitarnya dengan ber camping ria di Gampong Nusa. Bagi yang ingin praktis, jangan khawatir. Di Gampong Nusa telah ada puluhan Home Stay yang siap memberikan pelayanan terbaik untuk tamu yang berkunjung.

Oh ya, ada satu paket wisata lainnya yang cukup unik. Namanya Paket Wisata Let Tuloe, yang artinya mengejar burung Pipit.

“Burung Pipit ini biasanya akan ramai ketika musim turun ke sawah. Jadi wisatawan yang mengambil paket ini juga akan turut merasakan sensasi bagaimana mengejar burung Pipit alias let tuloe,” terang Nurhayati.

Dari waktu ke waktu, Gampong Nusa semakin dibanjiri pengunjung. Pada tahun 2015, LPN melaunching Gampong Nusa sebagai Desa Wisata Berbasis Masyarakat.

“Seluruh paket wisata yang ditawarkan bersandar dari kegiatan-kegiatan keseharian yang dilakukan oleh masyarakat Nusa. Karena itulah kenapa konsep ini disebut wisata berbasis masyarakat,” jelas Nurhayati.

Kebangkitan Gampong Nusa dan inovasi yang berhasil dikembangkan membuahkan hasil.
Pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Selasa, 7 Desember 2021, Gampong Nusa berhasil meraih juara I kategori homestay.

Ajang ADWI sendiri bertujuan untuk mendorong desa-desa wisata Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia yang berdaya saing tinggi.

Konsep wisata berbasis masyarakat yang di usung Gampong Nusa sungguh brilian. Betapa tidak, selain ekonomi masyarakat yang terberdaya, kelestarian seni budaya dan kearifan lokal yang diwariskan para pendahulunya akan tetap terus terjaga.

“Yuk berkunjung ke Gampong Nusa. Bagi pengunjung yang ingin mendapat informasi lebih lanjut silahkan kunjungi Ig @gampongnusaku,” ucap Nurhayati.

Penulis: Boim

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News