NUKILAN.id | Banda Aceh – Dua mahasiswa asal Aceh, Muhammad Haikal Bahruddin (23) dan Thariq Nabiliansyah (22), berhasil mencetak prestasi gemilang dengan meraih predikat summa cum laude di Universitas Al-Azhar, Mesir. Capaian ini diumumkan dalam ajang wisuda Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir 2024, Sabtu (23/11/2024).
Prestasi mereka menjadi kebanggaan tersendiri bagi Aceh, mengingat Al-Azhar merupakan salah satu universitas Islam tertua dan paling bergengsi di dunia. Haikal, mahasiswa jurusan Syariah Islamiah, mengungkapkan bahwa keputusannya melanjutkan studi ke Al-Azhar didorong oleh keinginannya mendalami ilmu agama di pusat keilmuan Islam.
“Para masyayikh di Al-Azhar sangat ikhlas mengajar, dan ajaran mereka yang moderat memberikan kenyamanan dalam belajar,” ujar Haikal, putra pasangan Bahruddin dan Rosdiana dari Aceh Besar.
Senada dengan itu, Thariq, mahasiswa jurusan Tafsir dan Ulumul Quran, menyebut belajar di Al-Azhar adalah mimpi yang menjadi nyata.
“Al-Azhar adalah kiblat ilmu agama. Bisa belajar langsung dari ulama besar di sana adalah kesempatan emas,” kata Thariq, putra Erwansyah dan Firli Kurniati dari Aceh Tamiang.
Perjuangan di Negeri Piramida
Selama menempuh pendidikan, keduanya menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah bahasa. Meski sudah mempelajari bahasa Arab fusha di Aceh, mereka harus beradaptasi dengan dialek lokal Mesir atau amiyah.
“Awalnya cukup sulit, tapi lama-lama terbiasa,” cerita Thariq, yang juga lulusan Dayah Modern Arun, Lhokseumawe. Haikal menambahkan, salah satu momen paling berkesan adalah ketika mereka mengkhatamkan kitab bersama para masyayikh dan mendapatkan sanad Al-Quran.
“Belajar langsung dari ulama besar dengan ilmu mendalam dan akhlak mulia adalah pengalaman tak ternilai,” ujar Haikal, alumni Dayah Tgk. Chiek Oemar Diyan, Aceh Besar.
Selain tantangan bahasa, keduanya juga terkesan dengan budaya religius masyarakat Mesir.
“Hampir di setiap toko, angkutan umum, dan rumah warga, terdengar lantunan ayat Al-Quran. Ini hal yang jarang kami temui di kampung halaman,” tambah Thariq.
Rencana dan Harapan Masa Depan
Setelah menyelesaikan pendidikan, Haikal dan Thariq berencana melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana.
“Kami berharap bisa melanjutkan di Al-Azhar. Jika harus pulang, kami ingin mengabdi untuk masyarakat Aceh,” ungkap Haikal.
Sebagai alumni Al-Azhar, mereka merasa memiliki tanggung jawab besar untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh.
“Azhar mengajarkan bahwa ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat,” ujar Thariq.
Mereka juga memberikan pesan kepada generasi muda Aceh yang bercita-cita menimba ilmu di Al-Azhar. Menurut Haikal, kunci sukses adalah ketekunan dan niat yang tulus.
“Al-Azhar tidak butuh orang pintar, tapi orang yang bersungguh-sungguh dalam belajar,” pesannya.
Thariq menambahkan, doa dan restu orang tua serta guru adalah fondasi kesuksesan.
“Jangan lupa meminta doa, berusaha maksimal, dan menjaga hubungan spiritual dengan Allah,” katanya.
Dari total 1.160 mahasiswa Indonesia yang diwisuda di Universitas Al-Azhar tahun ini, hanya 17 orang yang berhasil meraih predikat summa cum laude, dua di antaranya adalah putra Aceh. Prestasi ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan doa mampu membawa nama Aceh bersinar di kancah internasional.
Editor: Akil