NUKILAN.id | Lhokseumawe – Upaya mempererat sinergi antar-lembaga mahasiswa di Aceh semakin nyata dengan kunjungan Kementerian Luar Negeri Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Kegiatan yang berlangsung di aula utama kampus IAIN ini menjadi ajang dialog terbuka membahas isu kelembagaan, politik daerah, dan rencana kolaborasi strategis antar-mahasiswa Aceh.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi DEMA UIN Ar-Raniry dipimpin oleh Razif selaku Menteri Luar Negeri, disambut hangat oleh Allam, Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe. Kedua belah pihak berdiskusi mengenai struktur organisasi, efektivitas program kerja, hingga dinamika politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Aceh.
“Allam dan teman-teman dari IAIN Lhokseumawe memiliki semangat luar biasa. Kami senang melihat bagaimana mereka mengelola organisasi dengan struktur yang efisien namun tetap solid,” kata Razif.
Diskusi Hangat tentang Struktur Kelembagaan
Dialog dimulai dengan perbandingan struktur kelembagaan. Razif menjelaskan bahwa DEMA UIN Ar-Raniry memiliki 15 kementerian yang dilengkapi dengan menteri, wakil menteri, dan staf untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program kerja.
“Kami berusaha menciptakan sistem yang mendukung distribusi tugas secara efektif, terutama untuk program berskala besar,” paparnya.
Sebaliknya, Allam memaparkan struktur sederhana DEMA IAIN Lhokseumawe dengan 11 kementerian yang hanya memiliki menteri dan direktur jenderal (dirjen).
“Kami mengutamakan komunikasi cepat dan efisiensi. Meskipun demikian, kami kerap membutuhkan relawan tambahan untuk kegiatan besar,” jelas Allam.
Kedua pihak sepakat bahwa struktur organisasi masing-masing memiliki kelebihan. Razif bahkan menyarankan agar IAIN mempertimbangkan menambah staf untuk mendukung program-program besar di masa depan.
Tantangan Dinamika Politik di Pilkada Aceh
Selain membahas kelembagaan, diskusi juga menyoroti peran mahasiswa dalam menjaga stabilitas menjelang Pilkada Aceh. Allam menyampaikan bahwa situasi di Lhokseumawe saat ini kondusif, dengan masyarakat yang mulai menunjukkan kedewasaan politik.
Razif menambahkan bahwa mahasiswa perlu menjadi agen perubahan dalam menjaga suasana damai.
“Kami harus berperan sebagai penengah, mendorong masyarakat untuk memilih berdasarkan program dan visi calon, bukan semata-mata sentimen politik,” tegasnya.
Peluang Kerja Sama Konkret Antar-Kampus
Pertemuan ini juga menghasilkan rencana kerja sama strategis antara DEMA UIN Ar-Raniry dan DEMA IAIN Lhokseumawe. Salah satu usulan konkret adalah penyusunan Memorandum of Understanding (MoU) untuk pelatihan kepemimpinan, seminar gabungan, dan pertukaran program kerja.
“Sinergi ini bukan hanya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, tetapi juga untuk memberikan dampak langsung kepada masyarakat Aceh,” kata Razif optimis.
Allam pun menyambut baik gagasan tersebut. “Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menghadapi tantangan dunia pendidikan tinggi di Aceh. Saya yakin kerja sama ini akan menjadi langkah positif bagi mahasiswa dan masyarakat,” ujarnya.
Kesimpulan
Kunjungan DEMA UIN Ar-Raniry ke IAIN Lhokseumawe menjadi momentum berharga dalam mempererat hubungan antar-mahasiswa di Aceh. Dengan berbagai isu strategis yang dibahas, pertemuan ini tidak hanya membuka peluang kolaborasi baru, tetapi juga memperkuat peran mahasiswa sebagai motor perubahan sosial di Aceh.
Dengan semangat kerja sama yang diusung, mahasiswa dari kedua kampus optimis dapat menjawab tantangan pendidikan dan sosial di Aceh menuju masa depan yang lebih baik.