Warga Mon Ikeun Lebih Siap Hadapi Tsunami Berkat Peningkatan Kapasitas

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Dua puluh tahun setelah bencana tsunami Samudera Hindia 2004 yang meluluhlantakkan Aceh, warga Desa Mon Ikeun di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, kini merasa lebih siap menghadapi potensi bencana serupa. Peningkatan kapasitas dan evaluasi pengalaman menjadi modal utama yang membuat mereka lebih tanggap dalam menghadapi bahaya.

Sekretaris Desa Mon Ikeun, Irma Lisa, mengungkapkan bahwa pembelajaran dari tragedi lalu mendorong masyarakat lebih waspada dan sigap dalam mengenali tanda-tanda bencana. Warga desa yang berada di pesisir barat Aceh ini kini aktif mengikuti berbagai pelatihan dari pemerintah pusat, daerah, dan lembaga swasta.

“Melalui rembuk warga, kami belajar mengamati apa yang terjadi di sekitar. Misalnya, jika air laut surut tiba-tiba atau muncul tanda-tanda lain. Pelatihan yang kami terima juga sangat membantu, sehingga kami optimistis lebih siap dibanding dulu,” kata Irma, usai menerima kunjungan ratusan peserta Forum Second UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium di Lhoknga, Rabu (11/13).

Irma, 52 tahun, masih mengingat jelas bagaimana tsunami 2004 membawa gelombang setinggi lebih dari 27 meter yang datang dari arah barat, menghancurkan desanya yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari bibir pantai. Peristiwa itu menyisakan luka mendalam dengan hilangnya ribuan jiwa, menyusutkan populasi desa dari 5.000 menjadi sekitar 800 orang saja.

Minimnya pengetahuan warga tentang tanda-tanda datangnya tsunami, seperti surutnya air laut secara tiba-tiba dan fenomena laut yang berubah gelap, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya korban. Irma menuturkan bahwa saat itu warga tidak paham akan arti tanda-tanda alam yang terjadi, meski mereka memiliki waktu sekitar 30 menit sebelum tsunami menerjang.

“Sebenarnya ada waktu untuk menyelamatkan diri, tetapi karena ketidaktahuan, warga hanya berdiri di pinggir jalan melihat laut yang surut dan menghitam,” tutur Irma. Beruntung, ia dan suaminya berhasil menyelamatkan diri setelah sang suami merasa firasat buruk dan memutuskan untuk menjauh dari desa.

Saat ini, warga Mon Ikeun telah memiliki bekal pengetahuan yang lebih memadai. Selain edukasi rutin, mereka juga dibekali alat peringatan dini gempa dan tsunami dari BPBD Aceh Besar serta BMKG. Desa ini bahkan memiliki peta zona rawan tsunami, data sebaran penduduk di area bahaya, petugas siaga, dan jalur evakuasi lengkap dengan rambu-rambunya.

Peningkatan kapasitas ini menjadikan Desa Mon Ikeun sebagai salah satu dari 22 desa di Indonesia yang diakui oleh UNESCO sebagai komunitas masyarakat yang siap menghadapi tsunami.

“Kami berterima kasih atas dukungan dari pemerintah dan UNESCO. Kami berkomitmen untuk terus menyosialisasikan pengetahuan ini agar warga semakin siap menghadapi bencana,” ujar Irma, penuh harap.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News