NUKILAN.id | Lhoksukon — Kondisi jalan lintas kecamatan yang menghubungkan desa-desa menuju Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia di Gampong Alue Rimee, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, kini rusak parah. Infrastruktur yang baru dibangun dua tahun lalu itu penuh lubang, mempersulit mobilitas warga dan mengancam keselamatan pengguna jalan.
Menurut laporan Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA), kerusakan ini diduga disebabkan oleh truk-truk bermuatan berat milik PT Perkebunan Kelapa Sawit Nusantara 1 Cot Girek yang kerap melintasi jalan tersebut. Truk-truk ini dituding membawa muatan melebihi batas yang ditetapkan, mempercepat kerusakan jalan yang seharusnya bertahan lebih lama.
“Kondisi jalan ini sangat memprihatinkan. Kalau terbukti kerusakan disebabkan oleh aktivitas perusahaan, mereka harus bertanggung jawab penuh,” tegas Fauzan Adami, Ketua Umum SAPA.
Fauzan mengungkapkan keprihatinannya terhadap kerusakan infrastruktur publik akibat aktivitas perusahaan swasta. Baginya, ini adalah pelanggaran serius terhadap hak-hak masyarakat.
“Perusahaan tidak boleh mengorbankan kepentingan masyarakat demi keuntungan mereka. Kami mendesak agar pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas,” ujarnya.
Tidak hanya menuntut perusahaan untuk memperbaiki jalan, SAPA juga mendesak Penjabat Bupati Aceh Utara agar turun langsung ke lapangan. Fauzan menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini.
“Pemerintah harus hadir di tengah masyarakat. Kami minta Pj Bupati untuk segera melihat kondisi jalan dan memastikan perbaikan dilakukan secepatnya,” katanya.
SAPA juga mengingatkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut untuk tidak merusak fasilitas umum.
“Mereka harus diberi peringatan keras. Kerusakan fasilitas umum adalah tanggung jawab bersama dan kita tidak boleh diam,” tambah Fauzan.
Lebih lanjut, SAPA menyerukan kepada masyarakat untuk aktif melaporkan setiap kerusakan infrastruktur yang merugikan mereka.
“Kita harus bersama-sama menjaga hak kita sebagai warga negara. Pembangunan di Aceh harus bermanfaat bagi semua, bukan hanya segelintir pihak,” tuturnya.
Fauzan berjanji bahwa SAPA akan terus mengawal kasus ini hingga ada tindakan nyata dari perusahaan dan pemerintah.
“Kami tidak akan tinggal diam sampai keadilan bagi masyarakat terwujud dan jalan yang rusak kembali seperti sediakala,” pungkasnya.
Kerusakan jalan yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan ini sekali lagi menunjukkan pentingnya pengawasan dan tanggung jawab sosial dari perusahaan yang beroperasi di wilayah pedesaan. Infrastruktur publik yang rusak tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga menciptakan risiko bagi keselamatan mereka. SAPA berharap, dengan adanya perhatian serius dari semua pihak, kerusakan ini bisa segera diperbaiki dan tidak terulang di masa mendatang.
Editor: Akil