NUKILAN.id | Bireuen – Dalam rangka memperkuat hubungan antara pemerintah dan ulama, Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, melakukan kunjungan silaturahmi ke sejumlah ulama karismatik Aceh, Minggu (18/8/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Aceh untuk membangun sinergi dan kebersamaan dalam mewujudkan Aceh yang sejahtera dan damai.
Bustami Hamzah pertama kali mengunjungi kediaman ulama terkemuka Aceh, Tgk H Hasanoel Bashry, pengasuh Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah, atau yang lebih dikenal dengan Abu Mudi. Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan setelah beberapa waktu lalu Abu Mudi mengunjungi Meuligoe Gubernur.
“Alhamdulillah, hari ini Pak Gubernur berkesempatan untuk bersilaturahmi dengan Abu Mudi. Ini adalah bentuk kebersamaan yang diharapkan dapat terus terjalin antara ulama dan umara,” ujar Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat, yang turut mendampingi Bustami.
Dalam pertemuan tersebut, kedua tokoh ini berdiskusi mengenai berbagai hal, termasuk upaya untuk membangun Aceh yang lebih baik di masa mendatang.
“Pak Gubernur selalu menekankan pentingnya kebersamaan dalam setiap program pembangunan. Dengan dukungan ulama, kami yakin program-program ini dapat berjalan sesuai harapan, menuju Aceh yang sejahtera berlandaskan Syariat Islam,” tambah Akkar.
Tidak hanya berhenti di situ, Bustami Hamzah juga melanjutkan silaturahmi ke kediaman ulama karismatik lainnya, Tgk H Nuruzzahri Yahya, atau yang akrab disapa Waled Nu, di Gampong Putoh, Kecamatan Samalanga. Waled Nu dikenal sebagai pengasuh Dayah Ummul Ayman, salah satu dayah besar di Aceh.
Selain itu, kunjungan juga dilakukan ke kediaman Tgk H Usman bin Tgk Ali, atau yang akrab dikenal sebagai Abu Kuta Krueng, di Pondok Pesantren Darul Munawwarah, Gampong Kuta Krueng, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya. Abu Kuta Krueng merupakan salah satu ulama yang sangat dihormati di Aceh, dan peranannya dalam pendidikan agama sangat signifikan.
Dalam setiap kunjungan, Bustami Hamzah tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga berdiskusi mengenai pentingnya peran ulama dalam mendukung pembangunan Aceh.
“Kebersamaan antara ulama dan umara adalah kunci untuk menciptakan kerukunan di tengah masyarakat, yang pada akhirnya akan mendukung keberhasilan berbagai program pembangunan yang dicanangkan,” tutup Akkar.
Gubernur Aceh turut didampingi oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Pembangunan, Restu Andi Surya; Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh, T Nara Setia; serta Kepala Biro Umum Setda Aceh, T Adi Darma. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara pemerintah dan ulama dalam membangun Aceh yang lebih baik.
Editor: Akil