NUKILAN.id | Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengambil langkah signifikan untuk merawat perdamaian di Aceh dengan mengintegrasikan pembelajaran tentang perdamaian Aceh ke dalam Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK). Program ini akan dimulai pada semester ganjil tahun akademik 2024/2025, sebagai bagian dari upaya universitas untuk mengukuhkan nilai-nilai perdamaian melalui pendidikan.
Prof. Nasaruddin, Direktur Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran (DPP) USK, mengungkapkan bahwa program ini akan diintegrasikan ke dalam mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Mata Kuliah Umum (MKU). “Perdamaian adalah hak hakiki setiap manusia. Melalui pendidikan, kita menanamkan perdamaian agar dapat terawat dengan baik,” ujar Prof. Nasaruddin di Banda Aceh, Rabu (14/8).
Menurutnya, pengintegrasian perdamaian Aceh dalam MKWK ini merupakan salah satu langkah penting dalam mencapai tujuan perguruan tinggi untuk menginternalisasi nilai-nilai positif kepada mahasiswa. Dengan pendidikan berbasis perdamaian, diharapkan mahasiswa tidak hanya memahami konsep perdamaian, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala UPT MKU USK, Teuku Muttaqin Mansur, menambahkan bahwa integrasi perdamaian Aceh ini akan dilaksanakan melalui metode pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PjBL), sesuai dengan amanat dari Kemendikbud Ristek RI. “Mahasiswa nantinya akan mendapatkan pengalaman berharga sebagai bagian dari pewarisan ingatan perdamaian di Aceh yang telah bersemi sejak 19 tahun lalu,” jelasnya.
Teuku Muttaqin berharap tim pelaksana dapat menyusun dokumen teknis yang mendukung kelancaran implementasi PjBL oleh dosen, sehingga mahasiswa dapat merasakan dampak positif dari program ini.
Gagasan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Ketua Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh, Mastur Yahya. Ia menilai langkah UPT MKU USK sebagai upaya penting untuk menjaga keberlanjutan perdamaian di Aceh. “Jika tidak ada langkah seperti ini, ingatan terhadap konflik dan perdamaian di Aceh bisa saja hilang dari generasi ke generasi,” ujar Mastur.
Dengan adanya inisiatif ini, USK diharapkan mampu menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya dalam merawat dan menjaga perdamaian melalui pendidikan, memastikan bahwa generasi mendatang terus memahami dan menghargai pentingnya perdamaian di Aceh.
Editor: Akil