NUKILAN.ID | Jakarta – Uni Eropa tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pejabat dan menteri Israel yang dinilai berperilaku ekstremis dan menolak gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dalam pernyataannya pada Minggu (11/8), menegaskan bahwa pihaknya mendesak Israel untuk menghentikan tindakan yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan segera terlibat dalam negosiasi gencatan senjata yang difasilitasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.
“Saya mendesak pemerintah Israel untuk dengan tegas menjauhkan diri dari hasutan melakukan kejahatan perang ini dan terlibat dengan itikad baik dalam negosiasi gencatan senjata,” kata Borrell melalui akun X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Pernyataan Borrell muncul sebagai respons terhadap komentar kontroversial yang dilontarkan oleh pejabat sayap kanan Israel. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menyerukan penghentian pasokan bahan bakar dan bantuan ke Jalur Gaza, yang bertentangan dengan seruan internasional untuk gencatan senjata.
Selain Ben-Gvir, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, juga memicu kecaman internasional dengan pernyataannya yang menyebut bahwa membuat anak-anak di Jalur Gaza kelaparan adalah tindakan yang “dibenarkan dan bermoral.”
Borrell menegaskan bahwa Uni Eropa tidak bisa tinggal diam melihat perkembangan ini. “Sementara dunia mendesak gencatan senjata di Gaza, Menteri Ben-Gvir malah menyerukan pemutusan pasokan bahan bakar dan bantuan untuk warga sipil. Ini adalah hasutan untuk melakukan kejahatan perang. Sanksi harus ada dalam agenda Uni Eropa,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.
Borrell juga menyatakan dukungannya terhadap kecaman keras yang dilontarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas pernyataan dua menteri Israel tersebut.
Langkah Uni Eropa ini menunjukkan peningkatan tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan tindakan-tindakan yang dapat memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Editor: Akil