NUKILAN.id | Tapaktuan – Ajang Miss Beauty Star Indonesia 2024 yang diselenggarakan di Jakarta menuai kontroversi setelah seorang transpuan berselempang Aceh berhasil meraih kemenangan. Hal ini memicu kekecewaan dari Aktivis Muda Peduli Aceh Selatan yang menilai kemenangan tersebut mencoreng nama baik Aceh, yang dikenal sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam secara ketat.
Syahrul Amin, seorang aktivis muda yang peduli terhadap isu-isu sosial dan budaya Aceh, menyatakan bahwa masyarakat Aceh tidak pernah diberi informasi mengenai keterlibatan transpuan dalam ajang tersebut hingga kabar kemenangan ini tiba-tiba viral di media sosial. Menurutnya, partisipasi transpuan asal Aceh dalam kontes kecantikan ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Aceh.
“Kami sangat terkejut dan kecewa. Masyarakat Aceh, terutama yang berpegang teguh pada syariat Islam, merasa bahwa keterlibatan transpuan dalam ajang ini adalah penghinaan terhadap nilai-nilai kami. Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi, dulu ada juga keterlibatan delegasi Aceh dalam ajang Putri Indonesia yang dianggap melanggar norma-norma syariat,” ujar Syahrul kepada Nukilan.id, Kamis (8/8/2024).
Syahrul menambahkan bahwa pemerintah Aceh perlu segera mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Salah satu usulan yang ia sampaikan adalah penyusunan regulasi yang mengatur mekanisme dan tata cara pengiriman delegasi dari Aceh untuk berbagai ajang nasional dan internasional, termasuk olahraga, seni, dan kontes kecantikan.
“Pemerintah Aceh harus segera bertindak. Regulasi yang jelas diperlukan untuk memastikan siapa saja yang berhak membawa nama Aceh dalam kompetisi-kompetisi tersebut. Selain itu, perlu ada sanksi tegas bagi mereka yang melanggar ketentuan ini,” tegas Syahrul.
Syahrul berharap regulasi ini dapat segera dibentuk untuk menjaga nama baik Aceh di masa depan, agar tidak ada lagi insiden yang mencederai citra Aceh sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
“Kami tidak ingin hal ini terulang lagi. Nama Aceh harus dijaga, dan itu adalah tanggung jawab bersama,” tutupnya. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah