Praktisi Soroti Penyerapan Tenaga Kerja Rendah; PR Besar Calon Walikota Untuk Genjot Investasi

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Kota Banda Aceh tengah menghadapi tantangan besar dalam hal penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan Statistik Ketenagakerjaan Agustus 2023, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat tajam sebesar 6,09%, setara dengan 80.423 pencari kerja. Ironisnya, jumlah penduduk bekerja di kota ini justru menurun signifikan sebanyak 5.086 jiwa atau 4,3%.

Direktur Pola Data Riset dan Konsultan, Hafiizh Maulana, menilai bahwa masalah ini harus menjadi fokus utama para calon Walikota Banda Aceh. Menurutnya, kota ini memerlukan gagasan strategis untuk mengatasi pengangguran yang masih berada di posisi kedua tertinggi di Provinsi Aceh.

“Kita tidak boleh abai dengan masalah pengangguran ini. Kota Banda Aceh dihuni oleh penduduk usia kerja sebanyak 47% dari total jumlah penduduk,” jelas Hafiizh dalam siaran persnya, Jumat (19/7/2024).

Hafiizh Maulana menyoroti masalah penyerapan tenaga kerja sebagai masalah struktural yang jika dibiarkan berkepanjangan akan memicu kerawanan sosial dan ketimpangan ekonomi di Banda Aceh.

“Perlu gagasan strategis untuk meningkatkan penyerapan lapangan usaha di Banda Aceh, terutama mengingat potensi ekonomi kota ini saat ini didominasi oleh sektor perdagangan, UMKM, dan administrasi pemerintahan,” ungkap Hafiizh, yang juga merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Ia mendorong para calon walikota Banda Aceh untuk memberikan perhatian lebih dan membangun gagasan serius terkait isu ketenagakerjaan.

“Gagasan tentang investasi sumber daya manusia dan fisik untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang kreatif perlu dilakukan. Investasi sumber daya manusia dapat berbentuk pelatihan keterampilan, jejaring tenaga kerja, dan memacu pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kreativitas anak muda,” tambahnya.

Selain itu, Hafiizh juga menekankan pentingnya investasi dalam pembangunan sektor-sektor ekonomi kreatif seperti perdagangan, jasa, dan pariwisata. Rencana pembangunan teknokratik Kota Banda Aceh harus mampu menjawab tantangan masa depan kota ini.

“Anak-anak muda perlu mendapatkan tempat dalam inovasi sektor-sektor ekonomi kreatif yang berkembang pesat di kota-kota maju. Perluasan kerja sama antara daerah perkotaan harus dilakukan, agar pemuda Banda Aceh tidak menjadi penonton di negeri sendiri,” harapnya.

Menurut Hafiizh, menyelesaikan masalah pengangguran sama halnya dengan menyelesaikan setengah masalah Kota Banda Aceh, karena akan berdampak pada peningkatan pendapatan, daya beli, dan tumbuhnya pusat-pusat perekonomian baru.

“Dengan begitu, Banda Aceh akan menjadi perhatian nasional bahkan dunia sebagai daerah perkotaan yang maju dan modern,” tutup Hafiizh Maulana.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News