NUKILAN.id | Tapaktuan – Anggota salah satu Organisasi Masyarakat Sipil Aceh Selatan, Yardi, meminta Pemerintah Pusat untuk tidak menghambat investasi di daerah tersebut. Hal ini terkait rencana pembangunan sebuah pabrik semen dengan kapasitas produksi mencapai 6 juta ton per tahunnya, yang diestimasi membutuhkan investasi lebih dari Rp 10 triliun.
Pembangunan pabrik ini diproyeksikan akan mengambil waktu lebih dari 4 tahun, dengan target fungsional pada tahun 2028. Namun, Yardi menegaskan bahwa kehadiran pabrik semen tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat Aceh Selatan yang angka kemiskinannya mencapai 0,88 persen pada tahun 2023.
“Dengan adanya pembangunan pabrik semen di Aceh Selatan, kami berharap dapat memberikan solusi bagi masalah kemiskinan ekstrem yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di sini,” ujar Yardi kepada Nukilan.id, Minggu, (9/6/2024).
Tak hanya masalah kemiskinan, Aceh Selatan juga menghadapi tantangan serius terkait tingkat pengangguran yang mencapai 4,73 persen. Dengan proyek investasi ini, diharapkan lebih dari seribu orang tenaga kerja lokal dapat terserap, yang diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut.
Lebih lanjut, data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Kabupaten Aceh Selatan mencapai 34,8 persen, dengan dua kecamatan, Kluet Utara dan Samadua, menjadi yang tertinggi. Yardi menegaskan bahwa investasi ini tidak hanya akan membuka lapangan kerja baru, tetapi juga akan memberikan dampak positif dalam upaya menanggulangi masalah stunting yang meresahkan.
“Kami mendukung penuh pembangunan pabrik semen ini, terutama karena nilai investasinya yang besar dan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh Selatan secara keseluruhan,” tambahnya.
Yardi juga meminta Kementerian Perindustrian segera memberikan izin usaha untuk pembangunan pabrik semen tersebut sebagai wujud dukungan nyata dari Pemerintah Pusat dalam memajukan daerah Aceh, khususnya Aceh Selatan.
Reporter: Akil Rahmatillah