Studi Sebut Laki-laki Lebih Lambat Dewasa Dibanding Perempuan, Kamu Setuju?

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Para ilmuwan di Universitas Newcastle di Inggris telah meneliti bagaimana perkembangan kematangan atau kedewasaan pada laki-laki dan perempuan. Hasilnya, laki-laki cenderung lebih lambat dalam kematangan kognitif dan emosional dibanding perempuan. Kok bisa?

Penelitian ini dilakukan pada 2013 dan terbit di jurnal Cerebral Cortex. Peneliti menemukan bahwa anak perempuan cenderung mengoptimalkan koneksi otak lebih awal dibandingkan anak laki-laki.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini mungkin menjelaskan mengapa perempuan umumnya lebih cepat matang dalam bidang kognitif dan emosional tertentu dibandingkan laki-laki selama masa kanak-kanak dan remaja, sebagaimana dikutip dari Psychology Today.

Penelitian Terhadap Perkembangan Otak
Seperti yang diketahui, penelitian yang membuat generalisasi tentang perbedaan struktur otak berdasarkan status “laki-laki” atau “perempuan” adalah hal yang sulit.

Meskipun demikian, para ilmuwan mencoba memecahkan teka-teki mengapa pada titik data yang lebih besar, terdapat perbedaan umum antara perkembangan otak kelompok pria dan wanita.

Menurut peneliti, konektivitas otak dirancang untuk memberikan setiap manusia alat terbaik untuk bertahan hidup di lingkungannya.

Namun, di dunia modern, banyak dari koneksi yang sangat baik ini mengalami hubungan arus pendek karena disorientasi neurobiologis. Otak manusia tidak dapat berevolusi cukup cepat untuk mengimbangi guncangan masa depan akibat kelahiran abad ke-21.

Banyak generasi muda, terutama anak laki-laki yang rentan terhadap perubahan pertumbuhan pada era digital. Mereka menjadi terisolasi dan terus-menerus terjebak dalam situasi ‘pertarungan’ atau ‘lari’ (fight or flight) yang dipicu oleh hormon kortisol (hormon yang merespons stres).

Akibatnya, hal ini mendatangkan sesuatu pada otak muda dan rentan, yang perlu berada dalam kondisi parasimpatis yakni situasi yang membuat mereka memiliki respons “merawat dan istirahat” agar merasa aman.

Perubahan pada Perkembangan Otak Laki-laki dan Perempuan
Dalam studi baru mereka, para peneliti yang dipimpin oleh Marcus Kaiser dan Sol Lim di Newcastle University menemukan bahwa konektivitas otak berubah selama perkembangan. Terutama dalam hal saluran serat di dalam wilayah otak dan antar wilayah otak.

Para peneliti juga menemukan penurunan dalam jumlah garis arus untuk koneksi jarak pendek yang tebal di wilayah otak dan belahan otak.

Menurut mereka, perubahan-perubahan ini mungkin tidak terjadi secara bersamaan pada laki-laki dan perempuan. Sebab, pria cenderung menunjukkan permulaan yang tertunda dari perkembangan berkepanjangan pada materi putih dan abu-abu.

“Hilangnya serat materi putih di antara wilayah otak adalah proses yang sangat selektif, sebuah fenomena yang disebut ‘pelepasan preferensial’,” tulis peneliti.

Namun, mereka menemukan bahwa tidak semua proyeksi (hubungan jangka panjang) antara wilayah otak dipengaruhi secara sama pada laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini, perubahan dipengaruhi secara berbeda tergantung pada jenis koneksi.

Hasil Penelitian Lain
Sementara itu, sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications pada 2013, juga menemukan bahwa ekspresi gen yang bias jenis kelamin di otak manusia dewasa cenderung tersebar luas secara statistik.

Mereka menemukan bahwa dalam beberapa kasus, “Perbedaan molekuler cenderung memiliki konsekuensi fungsional yang relevan dengan penyakit manusia, dan bahwa bias jenis kelamin dalam ekspresi mungkin mencerminkan struktur regulasi gen yang bias jenis kelamin.”

Kemudian beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa anak laki-laki dikatakan sangat penting untuk tetap berhubungan dengan emosi mereka sejak kecil, agar bisa membentuk hubungan intim yang erat.

Survei: Laki-laki Kerap Bersikap Kekanak-kanakan
Selain itu, ada juga survei yang dilakukan oleh Nickelodeon UK, yang menemukan bahwa laki-laki baru mencapai kedewasaan penuh pada usia 43 tahun, sedangkan wanita biasanya mencapai kedewasaan pada usia 32 tahun.

Survei tersebut juga menemukan bahwa 8 dari 10 perempuan mengaku pasangan laki-lakinya tak pernah berhenti bersikap kekanakan.

Menariknya, survei menemukan bahwa responden perempuan rata-rata memberitahu pasangannya untuk bertindak sesuai usianya lebih dari sekali dalam sebulan dan setidaknya 14 kali dalam setahun. Temuan ini dikonfirmasi oleh warga New York dalam sebuah wawancara kepada CBS News.

Seorang perempuan di Spring Valley, New York mengatakan bahwa suaminya masih menjalani masa pertumbuhan pada usia 49 tahun. Ia melihat, ada banyak perilaku dan pemikiran yang seharusnya dalam masa perkembangan pada suaminya.

“Lelucon tentang kotoran, bermain dengan anak-anak, kartun, masih menertawakan ‘Beavis dan Butt-Head’,” katanya.

Kemudian, Rich Lobiwicki mengatakan kepada Glenn Schuck dari 1010 WINS bahwa dia masih belum dewasa pada usia 61 tahun.

“Sebaiknya saya menikmati apa yang tersisa, tidak ada gunanya menjadi dewasa sepertinya Anda mendapat tanggung jawab lebih besar,” kata Lobiwicki dalam CBS News, dikutip Rabu (17/3/2024).

Studi yang lebih umum, juga telah menunjukkan bahwa perempuan dua kali lebih mungkin merasa “dewasa” dalam suatu hubungan dan seperempat perempuan mengatakan bahwa merekalah yang mengambil keputusan penting dalam hubungan tersebut.

Di sisi lain, 40 persen orang berpendapat ketidakdewasaan dapat membantu menjaga hubungan tetap segar dan menyenangkan.

Sumber: detik.com
Editor: Akil Rahmatillah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News