Satgas: Indonesia Harus Mandiri Produksi Vaksin

Share

Nukilan.id – Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan embargo vaksin yang terjadi di India menunjukkan industri farmasi Indonesia perlu segera mandiri. Indonesia harus mampu memproduksi vaksin sendiri.

“Pada prinsipnya embargo vaksin AstraZeneca ini semakin menegaskan pentingnya kemandirian bangsa dalam memproduksi vaksin untuk mengurangi ketergantungan terhadap vaksin yang berasal dari luar,” kata Wiku dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat, 2 April 2021.

Embargo vaksin terjadi lantaran tingginya kasus di India. Kendati begitu, pemerintah memastikan program vaksinasi nasional tidak akan terganggu.

Baca juga: 2.434 Calon Jemaah Haji Aceh Sudah Vaksinasi Covid-19

“Program vaksinasi nasional akan tetap berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini merupakan komitmen pemerintah sehingga masyarakat dapat terlindungi dari covid-19,” ujarnya.

Indonesia tidak hanya membeli vaksin dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi. Indonesia tengah mengembangkan vaksin buatan dalan negeri yang diberi nama Merah Putih.

“Demikian Indonesia memiliki keleluasaan untuk memilih platform yang tepat dan sesuai untuk mengurangi ketergantungan terhadap vaksin impor secara bertahap dikurangi,” tuturnya.

Baca juga: Antusias Masyarakat Ikut Vaksinasi, 2.468 Orang Disuntik Dosis Pertama di MRB

Wiku mengatakan bibit vaksin Merah Putih akan segera diserahkan kepada PT Bio Farma untuk dilakukan uji klinis. Sementara produksi massal ditargetkan akan dilakukan awal 2022.

Per Kamis, 1 April 2021, penerima vaksin dosis pertama telah mencapai 8.249.475 orang. Jumlah ini bertambah 253.758 dari hari sebelumnya.

Sementara itu, jumlah penerima vaksinasi dosis kedua mencapai 3.850.791. Jumlah ini bertambah 141.194 orang dari hari sebelumnya. [medcom.id]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News