3 Juta Masker Terbuang Tiap Menit, Ancaman Bagi Lingkungan

Share

Nukilan.id – Masker penting digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 . Meskipun diperlukan, penelitian menunjukkan bahwa masker sekali pakai yang terbuat dari mikrofiber plastik dapat berkontribusi pada masalah plastik yang sedang berlangsung di dunia.

Hampir 130 miliar masker wajah digunakan secara global setiap bulan, artinya sekitar 3 juta masker terbuang tiap menit. Para peneliti dari Universitas Denmark Selatan dan Universitas Princeton, menjelaskan sangat penting untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi masalah plastik berikutnya.

Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers of Environmental Science & Engineering, para peneliti memperingatkan bahwa masker sekali pakai yang dibuat dengan mikrofiber plastik tidak dapat langsung terurai secara hayati tetapi dapat terfragmentasi menjadi partikel plastik yang lebih kecil, yaitu plastik mikro dan nano yang tersebar luas di ekosistem.

Pandemi Covid-19 telah meningkatkan produksi masker sekali pakai, yang menurut para peneliti sekarang dalam skala yang sama dengan botol plastik, penyumbang utama masalah plastik dunia dengan sekitar 43 miliar botol diproduksi di seluruh dunia setiap bulan.

Dilansir dari Fox News, Selasa (23/3) namun tidak seperti botol plastik, sekitar 25% di antaranya didaur ulang. Tidak ada panduan resmi tentang daur ulang masker, membuatnya lebih mungkin untuk dibuang sebagai limbah padat.

“Jika tidak dikumpulkan dan dikelola dengan benar, masker dapat diangkut dari darat ke air tawar dan lingkungan laut melalui aliran permukaan, aliran sungai, arus laut, angin, dan hewan (melalui belitan atau tertelan),” tulis para peneliti.

“Penggunaan masker limbah semakin meningkat. Dilaporkan di lingkungan yang berbeda dan media sosial telah berbagi tentang satwa liar yang terjerat tali elastis dari masker,” lanjutnya.

Seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologis berbahaya, seperti bisphenol A, logam berat, serta mikro-organisme patogen. Selain itu, penyerapan partikel plastik kecil diketahui menyebabkan efek kesehatan yang merugikan dengan tiga cara utama yaitu toksisitas partikel, toksisitas kimiawi, dan vektor mikroorganisme patogen.

Para peneliti melanjutkan dengan mengatakan bahwa masker sekali pakai bahkan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada kantong plastik. Masalah yang lebih baru dan lebih besar adalah bahwa masker dibuat langsung dari serat plastik berukuran mikro. Saat rusak di lingkungan, masker dapat melepaskan lebih banyak plastik berukuran mikro, lebih mudah dan lebih cepat daripada plastik curah seperti kantong plastik.

Dampak tersebut dapat diperburuk oleh masker generasi baru, nanomasks, yang secara langsung menggunakan serat plastik berukuran nano dan menambahkan sumber polusi nanoplastik baru.[Sindonews.com].

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News