Nukilan.id – Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar Studium General yang dilaksanakan secara hybrid. yang berlangsung di Aula fakultas tersebut, Senin (7/11/2022).
Kuliah umum yang mengusung tema “Pengelolaan Arsip di Era Digital” dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Syarifuddin MAg PhD, dan turut menghadirkan narasumber Muhammad Imam Mulyantono selaku Direktur Kearsipan Pusat Arsip Nasional Republik Indonesia bersama Muhammad Ihwan Kepala Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Aceh yang dipandu secara langsung oleh dosen Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Nurul Rahmi.
Dalam sambutannya, Dekan FAH UIN Ar-Raniry Syarifuddin mengatakan bahwa dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah menuju ekosistem digital nasional, transformasi kearsipan manual ke digital merupakan suatu keniscayaan.
Menurut Syarifuddin, untuk memastikan transformasi berjalan maksimal maka peningkatan kompetensi kearsipan digital harus didukung dan diprioritaskan oleh pengambil kebijakan disetiap instansi termasuk UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
“Untuk itu, saya berharap Prodi Ilmu Perpustakaan harus menjadi frontliner mulai dari inisiasi sampai dengan melakukan aksi aksi nyata di lapangan. Karena Prodi Ilmu Perpustakaan merupakan salah satu unit kerja yang relevan untuk upaya peningkatan kompetensi ini,”kata Syarifuddin.
Sementara itu, Direktur Kearsipan Pusat Arsip Nasional Republik Indonesia Muhammad Imam Mulyantono dalam pemaparan materinya tentang arah kebijakan pengembangan arsip digital elektronik di Indonesia menjelaskan bahwa secara natural serta dengan mencermati proses penciptaannya, arsip adalah “anak kandung” teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Hal demikian menyebabkan perkembangan TIK akan berpengaruh terhadap bagaimana cara arsip dikelola sejak penciptaan, penggunaan, penyusutan,
hingga pelestariannya.
“Bila demikian, terdapat potensi proses bisnis dan teknologi pengelolaan arsip akan terus berkembang selaras dengan perkembangan TIK namun dengan tetap mempertahankan karakteristik arsip (terpercaya, autentik, utuh, dan dapat digunakan),”ungkapnya.
Menurutnya, transformasi digital yang telah berlangsung saat ini memerlukan pendekatan baru dalam penyelenggaraan kearsipan dengan terlebih dahulu memperbarui pemahaman tentang arsip dan kearsipan dalam konteks elektronik/digital.
“Pada pasal 3 di UU No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan yang dimaksud dengan pengelolaan arsip yang andal adalah pengelolaan arsip yang dilaksanakan berdasarkan sistem yang mampu menampung dan merespon kebutuhan perkembangan zaman,”ujarnya.
Selanjutnya, Kepala Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Aceh Muhammad Ihwan yang tampil pada sesi kedua menjelaskan tentang pentingnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan terutama dalam bidang teknologi informasi bagi para mahasiswa di Prodi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
“Berbicara tranformasi digital dalam bidang kearsipan tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang, jadi mahasiswa tidak hanya belajar tentang kearsipan tapi juga teknologi informasi,”kata Ihwan.
Lebih lanjut, Ihwan mengungkapkan bahwa peluang dalam bidang kearsipan sangat besar karna semua instansi dan lembaga membutuhkan arsiparis untuk mengelola arsip.
Untuk itu, kata Ihwan mahasiswa prodi Ilmu Perpustakaam harus mampu memperkaya diri dengan ilmu kearsipan sehingga mampu bersaing nantinya.
Pada kesempatan tersebut, Ihwan mengajak mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan untuk dapat berkunjung ke Balai Arsip Statis dan Tsunami untuk menambah pengetahuan dan belajar tentang pengelolaan arsip baik dinamis maupun statis serta tentang kebencanaan khususnya bencana tsunami.
Sebelumnya, Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan Mukhtaruddin MLIS dalam laporannya menjelaskan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi, dunia kearsipan yang selama ini berupa kertas saja, kini telah bertransformasi dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mengolah, mengakses dan penyebaran serta pelestarian arsip.
“Kuliah umum yang khusus diperuntukkan untuk mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan yang mengambil mata kuliah manajemen kearsipan digital merupakan bagian dari memberi wawasan tambahan kepada mahasiswa, pustakawan dan arsiparis bagaimana pentingnya arsip terutama di era digital,”kata Mukhtaruddin. [Hadiansyah]